Israel Lepaskan 110 Tahanan Palestina, Proses Pembebasan Berlanjut

JAKARTA – Israel telah membebaskan 110 tahanan Palestina pada Kamis (30/01/2025), sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Menurut laporan Dinas Penjara Israel, para tahanan yang dibebaskan dipindahkan dari beberapa fasilitas penahanan di seluruh Israel, dan dikumpulkan di penjara Ofer dan Ketziot sebelum akhirnya dibebaskan.

Proses pembebasan ini mencakup sejumlah langkah yang dilakukan dalam kerangka kesepakatan yang telah dijalin antara kedua belah pihak.

Pada saat yang sama, delapan sandera yang ditawan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dalam serangan pada 7 Oktober 2023 juga dibebaskan di Gaza. Pembebasan tersebut terjadi di hari yang sama dengan pembebasan tahanan Palestina, meskipun sempat terjadi sedikit kekacauan.

Proses pembebasan sempat tertunda beberapa saat akibat kejadian yang melibatkan militan Gaza yang membebaskan tiga sandera Israel dan lima warga Thailand.

Dua bus yang membawa para tahanan Palestina berangkat dari Penjara Ofer di Tepi Barat setelah Israel menerima jaminan dari mediator terkait pembebasan yang aman bagi para tahanan.

Ketika bus-bus tersebut tiba di Ramallah, ratusan warga Palestina menyambut dengan sukacita, melambaikan tanda kemenangan.

Salah satu yang pertama turun dari bus adalah Zakaria Zubeidi, seorang tahanan yang dipenjara akibat serangan yang menewaskan beberapa warga Israel.

Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung, yang mencakup pembebasan sandera secara bertahap. Sebanyak 33 sandera diperkirakan akan dibebaskan dalam tahap pertama dari kesepakatan yang berlangsung selama 42 hari.

Pada Sabtu (01/02/2025), lebih banyak sandera dan tahanan diharapkan dapat dibebaskan, termasuk tiga pria Israel yang juga menjadi bagian dari kesepakatan tersebut.

Selain itu, pada hari yang sama dengan pembebasan tahanan Palestina, tentara Israel berusia 20 tahun, Agam Berger, juga dibebaskan oleh Hamas dan diserahkan kepada pejabat Komite Palang Merah Internasional di Jabalia, Gaza utara.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengklaim keberhasilan dalam membantu tercapainya kesepakatan ini dan merencanakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada 4 Februari mendatang.

Di sisi lain, Israel memutuskan hubungan dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) setelah tuduhan bahwa beberapa staf mereka adalah anggota Hamas.

Keberhasilan dalam membebaskan para tahanan ini terjadi di tengah situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, di mana lebih dari 376.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara, meskipun sebagian besar tempat yang mereka tinggalkan kini telah hancur akibat konflik yang berkepanjangan. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com