Isu Gempa Juli 2025 Pengaruhi Penurunan Tajam Pariwisata Jepang

TOKYO – Pemesanan perjalanan wisata ke Jepang dari sejumlah negara utama di Asia mengalami penurunan tajam menjelang musim panas 2025. Penurunan tersebut diduga kuat dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat atas ramalan gempa bumi besar yang diprediksi akan terjadi pada Juli 2025, sebagaimana tertuang dalam sebuah manga karya Ryo Tatsuki.

Manga berjudul “The Future I Saw” yang pertama kali diterbitkan pada 1999 memuat sejumlah visi bencana, termasuk gempa besar yang dikatakan akan menenggelamkan sebagian wilayah Jepang dan memicu tsunami dahsyat. Karya ini kembali diterbitkan pada 2021 dengan tambahan konten, lalu viral di media sosial melalui unggahan Facebook dan video YouTube yang telah menarik jutaan penonton dan menimbulkan kekhawatiran luas.

Meski para ilmuwan menegaskan bahwa waktu pasti terjadinya gempa bumi belum bisa diprediksi secara ilmiah, ketakutan publik terhadap kemungkinan bencana tersebut telah memengaruhi aktivitas pariwisata. Data dari Bloomberg Intelligence dan ForwardKeys menunjukkan pemesanan tiket pesawat dari Hongkong ke Jepang turun hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode akhir Juni hingga awal Juli, penurunan pemesanan bahkan mencapai 83 persen.

Maskapai penerbangan seperti Greater Bay Airlines dan Hong Kong Airlines pun mengurangi jumlah penerbangan menuju Jepang. Pemerintah daerah Jepang, seperti Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai, menyatakan bahwa rumor tersebut berdampak negatif terhadap sektor pariwisata. Murai mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai spekulasi tanpa dasar ilmiah.

Badan Meteorologi Jepang turut mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan hingga saat ini belum ada metode ilmiah yang mampu memprediksi waktu terjadinya gempa dengan akurasi tinggi. Jepang sendiri berada di kawasan Cincin Api Pasifik yang memiliki aktivitas tektonik sangat tinggi. Negara ini pernah mengalami gempa besar pada 2011, yang diikuti tsunami dan bencana nuklir di Fukushima, sehingga trauma kolektif atas peristiwa tersebut memperkuat respons masyarakat terhadap isu gempa, walaupun belum ada bukti konkret bencana serupa akan terjadi dalam waktu dekat.

Meski ada penurunan pemesanan, sektor pariwisata Jepang secara keseluruhan masih menunjukkan daya tarik kuat. Pada April 2025, Jepang mencatat rekor kunjungan wisatawan asing sebanyak 3,9 juta orang, didorong oleh melemahnya nilai tukar yen dan minat wisatawan terhadap budaya serta alam Jepang.

Namun, analis Bloomberg Intelligence, Eric Zhu, memperingatkan bahwa dampak isu ini belum sepenuhnya berakhir. “Spekulasi gempa bumi jelas berdampak negatif pada pariwisata Jepang, dan akan memperlambat pertumbuhan untuk sementara,” ujarnya. Zhu menambahkan bahwa para pelancong memilih pendekatan berhati-hati dengan tidak mengambil risiko, terutama karena banyak pilihan penerbangan jarak pendek lainnya di wilayah Asia.

Zhu juga menyebut bahwa Cathay Pacific dan anak usahanya, Hong Kong Express, menjadi maskapai yang paling rentan terdampak karena hampir 20 persen kursi penerbangannya dijadwalkan untuk rute ke Jepang hingga musim gugur.

Ramalan Tatsuki dalam manga tersebut berasal dari mimpi-mimpi yang dialaminya, menggambarkan bencana besar yang tidak hanya melanda Jepang, tetapi juga berdampak pada Hongkong, Taiwan, dan Filipina. Tatsuki mengaku tetap waspada, menimbun persediaan, dan mempersiapkan rute evakuasi menjelang Juli 2025. “Saya berniat tetap waspada setiap hari seiring mendekatnya bulan Juli 2025,” ujarnya. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com