TANA TIDUNG – Sebuah truk pengangkut material amblas di jalan poros Kapuk–Seputuk, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Jumat petang (11/10/2025). Truk itu diketahui membawa material proyek pembangunan salah satu fasilitas daerah KTT.
Insiden ini menyoroti kelalaian sopir muatan besar yang nekat menerobos jalan kabupaten meski jelas ada larangan tonase. Aksi nekat ini dilakukan demi menghemat waktu dan menghindari jalur provinsi yang lebih terjal.
Truk terjebak dalam lumpur setinggi betis orang dewasa menjelang Maghrib, sehingga arus lalu lintas dari kedua arah sempat terhenti total, menimbulkan antrean panjang kendaraan roda empat.
Evakuasi berlangsung alot, kurang lebih 10 menit, namun semangat solidaritas antarpengemudi truk membuat kendaraan akhirnya berhasil keluar dari kubangan lumpur. Sebagai bentuk tanggung jawab, pengemudi truk membongkar sebagian muatan batunya untuk menimbun lubang, agar tidak membahayakan pengendara lain.
Mat Gondrong, warga sekitar, turut membantu evakuasi hingga bermandikan lumpur demi kelancaran arus lalu lintas. Ia menekankan bahwa jalan poros Kapuak–Seputuk seharusnya tidak dilintasi kendaraan berat proyek, karena ada batas tonase yang jelas.
“Seharusnya melewati Jalan Provinsi, bukan jalan poros Kabupaten. Kendaraan dengan bobot maksimal 6 ton yang diperkenankan melewati jalan Seputuk–Kapuak,” ujar Mat, Sabtu (11/10/2025).
Menurut Mat, sopir tetap memilih jalur ini karena dianggap lebih efisien, meski portal pembatas sudah dipasang pemerintah setempat. “Jalan poros Kabupaten bisa hemat waktu, sedangkan jalan provinsi terjal dan berliku. Bahkan sering memakan korban,” tambahnya.
Camat Muruk, Rian Carlena, menegaskan, akses jalan tetap bisa dilalui masyarakat umum, kecuali truk dengan muatan di atas 6 ton. Ia menyesalkan portal yang dipasang untuk menegakkan aturan justru berulang kali dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Ini penutupan portal karena permasalahan truk amblas pada Sabtu (04/10/2025). Tapi berselang satu hari, Minggunya dirusak lagi. Kemarin sudah di-las kembali sama Dishub,” ujar Carlena. Ia meminta kerjasama pengemudi agar mematuhi larangan dan menjaga jalan yang menjadi akses utama masyarakat.
Insiden serupa sebelumnya terjadi Senin (06/10/2025). Carlena menegaskan pihaknya langsung turun ke lokasi dan berkoordinasi dengan Dinas PU dan Perhubungan untuk penanganan jalan dan pemasangan portal.
Kasus ini kembali menegaskan kegagalan disiplin sopir dan lemahnya penegakan aturan tonase, meski keselamatan masyarakat dan kondisi jalan jelas terancam. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan