JAKARTA – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan bahwa pemanggilan 32 pemain Timnas Indonesia yang akan berlaga dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 murni merupakan keputusan tim pelatih. Exco PSSI, Arya Sinulingga, menampik adanya intervensi dari pihak manapun, termasuk dari internal PSSI sendiri. Hal tersebut disampaikan Arya dalam pernyataan di kanal YouTube NTV.
“Enggak adalah. Semua itu pelatih ya. Jadi semua kita serahkan kepada pelatih. Tidak ada satu pun titipan atau apa pun intervensi ke pelatih. Bahkan dari Timnas Indonesia U-17, enggak ada. Semua clean,” ujar Arya.
Ia menambahkan bahwa Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah memberi arahan agar seluruh proses seleksi pemain berlangsung tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak eksternal. Arya menyebutkan, tim pelatih memiliki keleluasaan penuh dalam menentukan komposisi pemain, termasuk melakukan pemantauan langsung ke Liga 1 dan kompetisi luar negeri seperti di Eropa.
“Jadi semuanya itu betul-betul Pak Erick Thohir minta semua tidak boleh diintervensi. Bahkan memberikan ruang kepada tim pelatih kalau ada yang coba-coba intervensi atau nyodorin nama, beritahu dia saja,” tambahnya.
Timnas Indonesia dijadwalkan menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 5 Juni 2025 mendatang. Laga tersebut merupakan matchday ke-9 Grup C dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pada pertemuan pertama, Skuad Garuda harus mengakui keunggulan China dengan skor 1-2.
PSSI menargetkan kemenangan sebagai harga mati dalam pertandingan ini. “Kami inginnya menanglah. Kami harap bisa dapat tiga poin di sini. Harus yakin. Tapi, enggak boleh sombong,” ujar Arya lagi.
Meski pernah kalah dari China, komposisi pemain Timnas Indonesia kini dinilai lebih solid dengan kehadiran sejumlah pemain naturalisasi baru. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan performa tim di lapangan.
Dukungan untuk Timnas Indonesia juga datang dari pengamat sepak bola nasional, Abdul Haris. Dalam kanal YouTube NTV, ia menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mengalahkan China di kandang sendiri. Menurutnya, secara kualitas tim, Indonesia unggul karena memiliki pemain yang berkiprah di berbagai liga Eropa.
“Di atas kertas kita bisa menang saat menghadapi China nanti. Bahkan saat menghadapi China di pertemuan pertama harusnya menang. Namun, memang faktor luck dan juga ada blunder yang dilakukan pemain sehingga kecolongan,” katanya.
Abdul Haris juga menyoroti pentingnya proses adaptasi bagi pemain-pemain baru seperti Mees Hilgers. Meskipun ada tantangan membangun chemistry, ia tetap optimistis terhadap prospek tim.
Dengan susunan pemain yang lebih matang dan dukungan dari suporter, harapan besar disematkan kepada Timnas Indonesia untuk mengamankan tiga poin penting di SUGBK dan memperkuat peluang lolos ke putaran berikutnya. []
Redaksi11