Jelang Natal, Harga Gas Melon Bikin Warga Panik

PALANGKA RAYA – Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, keresahan warga Kota Palangka Raya kembali mencuat seiring melonjaknya harga elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer. Di sejumlah warung, harga gas subsidi itu dilaporkan melesat hingga Rp38.000–Rp40.000 per tabung, bahkan di wilayah lain seperti Barito Utara sempat menyentuh Rp50.000.

Situasi tersebut memicu kesan seolah-olah gas melon kembali langka, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan rumah tangga menjelang momen akhir tahun. “Mahal, susah dicari lagi,” ujar warga.

Kondisi di lapangan ini berbanding terbalik dengan keterangan pemilik pangkalan resmi. Di pangkalan elpiji 3 kg, harga tetap sesuai ketentuan pemerintah, yakni Rp22.000 per tabung, dengan harga beli dari distributor sebesar Rp18.000.

Pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Jalan Rajawali, Simpang Empat Antang, Ponco, menegaskan bahwa gas di pangkalannya masih tersedia dan dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Di sini harga tetap Rp22 ribu. Kalau di eceran memang mahal sekali. Itu yang bikin masyarakat ribut dan merasa gas langka,” ujar Ponco saat ditemui, Senin (15/12/2025).

Menurutnya, lonjakan harga di tingkat pengecer justru memicu persepsi kelangkaan di masyarakat. Banyak warga memilih mencari gas di warung terdekat tanpa mengecek ketersediaan di pangkalan resmi.

Ponco memastikan bahwa pasokan elpiji ke pangkalan miliknya masih berjalan normal. Dalam satu kali pengiriman, ia menerima kuota tetap sebanyak 150 tabung, dengan distribusi dua kali dalam sepekan. “Kalau dibilang langka, lumayan terasa. Tapi di pangkalan kami, pasokan masih lancar,” katanya.

Dengan skema tersebut, total pasokan yang diterima mencapai sekitar 300 tabung per minggu, dan jumlah itu tidak mengalami pengurangan dalam beberapa tahun terakhir. “Dari dulu tetap 150. Seminggu dua kali masuk. Tidak ada pengurangan,” katanya.

Meski demikian, perbedaan mencolok antara kondisi pangkalan dan pengecer menimbulkan pertanyaan terkait jalur distribusi gas subsidi. Untuk memastikan penyaluran tepat sasaran, pangkalan milik Ponco menerapkan sistem pembelian menggunakan KTP, dengan data pelanggan tercatat secara langsung. “Pembelian harus pakai KTP, datanya ada semua. Jadi sesuai peruntukan,” tegasnya.

Ia menduga lonjakan harga dan keresahan warga lebih disebabkan faktor musiman, terutama meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru. “Biasanya menjelang Natal saja. Habis itu normal lagi,” katanya.

Hingga kini, belum ada informasi resmi dari Pertamina terkait pengurangan kuota elpiji 3 kg di Palangka Raya. Pemilik pangkalan berharap pengawasan terhadap pengecer diperketat, agar distribusi gas subsidi tidak disalahgunakan dan masyarakat kecil tidak terus menjadi korban lonjakan harga. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com