Jembatan Alternatif Sei Lenggana Jebol Lagi, Lalin Macet Panjang

KOTAWARINGIN TIMUR – Jembatan alternatif Sei Lenggana di Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 21, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali menjadi sorotan publik setelah dilaporkan jebol pada Jumat (12/09/2025) sekitar pukul 05.00 WIB. Infrastruktur yang selama ini menjadi jalur penghubung penting antara Kotim dengan Kotawaringin Barat (Kobar) itu mendadak tidak bisa dilalui kendaraan roda empat maupun truk.

Peristiwa tersebut menimbulkan kepadatan arus lalu lintas di kawasan tersebut. Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat sebuah truk terperosok ke bagian tengah jembatan. Kondisi ini mempertegas rapuhnya jembatan darurat yang sejak awal hanya dirancang sebagai solusi sementara selama pengerjaan jembatan utama masih berlangsung.

Masyarakat yang berada di lokasi menyebutkan, kendaraan roda dua masih bisa melintas, meskipun harus ekstra hati-hati. Besi jembatan yang licin dan berlubang menjadi kendala besar. “Motor bisa lewat. Tapi didorong ja, soalnya besinya licin dan berlubang, tambah lagi besi platnya bahamburan,” kata Jaka, salah seorang warga yang kebetulan melintas.

Kerusakan pada jembatan alternatif Sei Lenggana sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, jembatan ini sudah beberapa kali ditutup karena kondisi tidak layak dilalui. Perbaikan darurat memang dilakukan, tetapi daya tahannya tidak lama, terutama karena beban berat kendaraan besar yang terus melintas.

Sementara itu, jembatan utama di jalur tersebut masih dalam tahap pengerjaan. Proses konstruksi yang membutuhkan waktu panjang membuat masyarakat harus bergantung pada jembatan alternatif ini. Kondisi itu menjadikan setiap kerusakan berdampak langsung terhadap kelancaran arus transportasi dan aktivitas ekonomi masyarakat di dua kabupaten.

Bripda Ari Febrianto, anggota Satlantas Polres Kotim yang berada di lokasi kejadian, menegaskan bahwa untuk sementara jembatan alternatif tersebut ditutup bagi kendaraan roda empat maupun kendaraan besar. “Kami menghimbau kepada masyarakat yang ingin melintas di kilometer 21 agar tetap selalui berhati-hati dan selalu bersabar dikarenakan masih dalam tahap perbaikan,” ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa aparat kepolisian bersama pihak terkait terus melakukan pengaturan lalu lintas untuk meminimalkan kemacetan panjang di jalur tersebut. Upaya ini dilakukan agar masyarakat tidak terjebak terlalu lama di tengah antrean kendaraan yang menumpuk.

Meski demikian, keluhan warga terus bermunculan. Bagi sebagian besar pengguna jalan, jembatan alternatif Sei Lenggana sudah dianggap tidak lagi memadai. “Kalau hanya diperbaiki darurat, pasti rusak lagi. Harus ada langkah serius agar akses jalan ini tidak terus bermasalah,” keluh seorang sopir truk yang enggan disebutkan namanya.

Pengamat infrastruktur daerah menilai, kondisi ini mencerminkan betapa pentingnya percepatan pembangunan jembatan utama. Sebab, jalur lintas yang menghubungkan Kotim dengan Kobar merupakan jalur vital, bukan hanya untuk transportasi masyarakat, tetapi juga untuk distribusi barang dan logistik.

Jika perbaikan hanya bersifat sementara, maka risiko kerusakan berulang tetap akan terjadi. Apalagi, intensitas lalu lintas di jalur tersebut cukup tinggi, dengan kendaraan berat yang setiap hari melintasi kawasan itu.

Di sisi lain, masyarakat diminta tetap mematuhi arahan petugas di lapangan. Kesabaran dan kewaspadaan menjadi kunci agar tidak terjadi kecelakaan. Pemerintah daerah bersama kontraktor pelaksana pembangunan jembatan utama didesak mempercepat penyelesaian proyek agar permasalahan tidak terus berulang.

Kerusakan jembatan alternatif Sei Lenggana bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga menyangkut keberlangsungan aktivitas ekonomi. Jalur ini merupakan urat nadi yang menghubungkan dua wilayah penting di Kalimantan Tengah. Setiap hambatan di jalur tersebut langsung berdampak pada keterlambatan distribusi barang, kenaikan ongkos transportasi, hingga kerugian bagi masyarakat maupun pelaku usaha.

Kini, semua pihak berharap agar perbaikan sementara dapat segera diselesaikan sehingga arus lalu lintas kembali normal. Namun, harapan yang lebih besar adalah percepatan pembangunan jembatan utama, agar masyarakat tidak lagi bergantung pada jembatan alternatif yang rentan rusak. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com