TANAHLAUT– Kekuatan konstruksi Jembatan 4 Batibati yang terletak di perbatasan Desa Gunungraja, Kecamatan Tambangulang dan Desa Benuaraya, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, mengalami penurunan, yang memicu kekhawatiran di kalangan pengguna jalan. Hal ini terkait dengan masih berlanjutnya pergerakan angkutan beban berat sejak diberlakukannya sistem buka tutup lalu lintas pada 23 April 2025. Salah satu tiang di sisi kiri dekat oprit segmen Jembatan Gunungraja semakin melengkung.
Meskipun imbauan telah disampaikan oleh Balai Jalan Nasional dan pemerintah desa setempat untuk mengalihkan angkutan berat ke jalur alternatif, kendaraan berat masih terus melintas. Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin, akhirnya turun tangan melalui surat edarannya nomor 500.11/474/Dishub/2025 tertanggal 2 Mei, yang meminta angkutan barang melewati jalur alternatif Tambangulang-Banyuirang.
Pemeliharaan jembatan dilakukan setelah insiden kecelakaan pada 30 Maret 2025, yang menyebabkan deformasi pada struktur batang diagonal jembatan. Akibatnya, kondisi lantai jembatan semakin memburuk karena beban kendaraan berat. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga keselamatan pengguna jalan, pengalihan arus lalu lintas untuk angkutan berat akan berlangsung hingga perbaikan atau pembangunan jembatan pengganti dilakukan.
Gubernur Kalimantan Selatan juga meminta perusahaan dan penyedia jasa angkutan barang dengan sumbu 3 ke atas untuk menggunakan jalur alternatif tersebut. Selain itu, masyarakat di sepanjang jalur alternatif diimbau untuk mendukung pengalihan arus lalu lintas dengan mengatur aktivitas pasar agar tidak menghambat lalu lintas. Pungutan liar di sepanjang jalur alternatif juga dilarang.
Pemerintah daerah setempat diminta untuk berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga kualitas jalan alternatif selama masa pengalihan arus lalu lintas. Proses sosialisasi dan pengalihan ini diperkirakan akan berlangsung hingga November 2025. Selama itu, penanganan jembatan meliputi pembuatan jembatan sementara dan pemenuhan fasilitas keselamatan lalu lintas.
Sebelumnya, pada 2021, pengalihan arus lalu lintas pernah dilakukan karena banjir besar yang merendam Jalan Raya A Yani setelah Jembatan 4 Batibati. Pengguna jalan setempat mendukung kebijakan gubernur demi keselamatan bersama. “Semoga kita semua bisa saling memahami demi keamanan. Jika abai dan jembatan runtuh, kita semua yang rugi,” ujar Khairani, seorang warga Pelaihari.[]
Redaksi12