TANAH LAUT – Konstruksi Jembatan Besi 4 yang menghubungkan Desa Gunungraja, Kecamatan Tambangulang, dan Desa Benuaraya, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, mengalami penurunan kekuatan struktural dan mulai goyah. Insiden tersebut diduga dipicu oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sebuah truk yang menabrak sisi sayap jembatan pada 30 Maret 2025 lalu. Akibatnya, bagian besi bawah jembatan kini dilaporkan melengkung.
Kerusakan tersebut turut berdampak pada permukaan badan aspal di sisi kiri lajur, yang perlahan terangkat. Tak hanya itu, satu tiang besi di sisi kiri jembatan juga terlihat melengkung. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan warga setempat, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika jembatan tidak segera diperbaiki.
Sebagai langkah pengamanan sementara, pihak berwenang memberlakukan sistem buka tutup lalu lintas di jembatan tersebut sejak Rabu (23/4/2025). Lalu lintas hanya diperbolehkan melewati satu jalur, sehingga kendaraan dari dua arah harus bergantian. Sistem ini menyebabkan perlambatan arus lalu lintas, dengan deretan kendaraan, terutama mobil, bergerak merayap saat melewati jembatan.
Warga setempat, seperti yang diungkapkan M. Zainal, mengaku terkejut melihat adanya kemacetan yang terjadi. “Awalnya saya kira ada kecelakaan, ternyata ini karena kondisi jembatan yang terlihat rusak, dengan tiang yang melengkung,” ungkap Zainal saat ditemui Kamis (24/04/2025).
Ketua RT 6 Desa Gunungraja, Rohimi, yang wilayahnya mencakup sebagian besar area jembatan tersebut, menjelaskan bahwa pada Rabu kemarin, pihak yang berwenang menangani jalan nasional telah datang ke lokasi untuk memeriksa kerusakan. “Mereka memberitahukan kami bahwa besi di bagian bawah jembatan melengkung akibat tabrakan truk. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mereka memutuskan untuk memberlakukan sistem buka tutup,” ujarnya.
Selain itu, beberapa drum berwarna merah diletakkan di sisi lajur kiri (arah Banjarmasin) untuk membatasi ruang bagi kendaraan. Meskipun ada rencana untuk segera memperbaiki atau bahkan membongkar jembatan tersebut, Rohimi mengungkapkan bahwa proses perbaikan masih menunggu anggaran yang akan disediakan. “Kami berharap perbaikan bisa segera dilakukan. Kami khawatir jika kondisi ini berlangsung lama, akan semakin mengganggu aktivitas warga,” tambahnya.
Warga setempat juga membantu mengatur lalu lintas saat kondisi arus kendaraan padat. “Kami turun tangan untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan, terutama karena banyak pengendara yang mencoba saling mendahului,” kata Rohimi.
Keamanan dan kenyamanan warga serta kelancaran lalu lintas menjadi prioritas utama, dan diharapkan proses perbaikan jembatan ini dapat segera terlaksana agar kondisi tidak semakin memburuk. []
Redaksi03