Jembatan Darurat Krayan Selatan Sudah 40 Persen

NUNUKAN – Proses pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan Krayan Selatan dengan wilayah lain di Kabupaten Nunukan terus berlanjut meskipun menghadapi berbagai kendala.

Hingga kini, pembangunan jembatan yang mulai dikerjakan pada awal Februari 2025 telah mencapai sekitar 40 persen.

Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan darurat ini terpaksa dilakukan menyusul hancurnya jembatan penghubung yang sebelumnya ada, akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada Januari 2025.

Jembatan darurat yang sedang dibangun terletak sekitar 61 meter dari lokasi jembatan yang rusak.

“Kami melakukan pembangunan bersama BPBD, relawan, dan masyarakat setempat. Kami berharap jembatan ini dapat segera selesai dan dapat mengembalikan akses warga,” ujar Oktavianus, Jumat (21/02/2025).

Namun, ia menyampaikan bahwa progres pembangunan terganggu oleh sejumlah kendala alam. Salah satu tantangan terbesar adalah tingginya debit air sungai yang naik hingga 2 meter, yang menyebabkan kesulitan dalam proses pemasangan pancang jembatan.

Selain itu, peralatan berat yang diperlukan untuk pembangunan juga kesulitan dioperasikan karena kondisi air yang masih tinggi, membuat penyebrangan menuju lokasi pembangunan tidak memungkinkan.

Selain masalah cuaca dan kondisi alam, masalah infrastruktur jalan juga menjadi kendala lain.

“Meskipun jembatan ini nanti selesai dibangun, jika jalan akses dari Krayan Barat belum diperbaiki, jembatan ini tidak akan banyak membantu,” lanjut Oktavianus.

Menurutnya, perlu perhatian lebih terhadap perbaikan jalan, terutama dari Krayan Barat menuju Krayan Selatan.

Kerusakan jembatan penghubung ini sudah memberi dampak serius bagi kehidupan warga. Salah satunya adalah kesulitan dalam distribusi barang dan kebutuhan pokok ke Krayan Selatan.

Oktavianus mengatakan, beberapa barang seperti minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), dan material bangunan mulai langka dan harganya naik.

“Harga barang jadi melonjak. Misalnya, biaya ongkos barang yang biasanya Rp150 ribu kini naik jadi Rp350 ribu, sementara harga barang per kilogram yang biasanya Rp3 ribu kini naik jadi Rp5 ribu,” ungkapnya.

Kondisi ini tidak hanya dirasakan di Krayan Selatan, tetapi juga oleh kecamatan lain seperti Krayan Tengah yang turut terdampak.

Pasalnya, akses distribusi menuju Krayan Tengah harus melalui Krayan Selatan, yang sekarang terhambat akibat rusaknya jembatan utama.

Dengan situasi yang semakin mendesak, Oktavianus berharap pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, dapat mempercepat pembangunan jembatan darurat serta perbaikan infrastruktur lainnya untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan kebutuhan pokok bagi masyarakat di Krayan Selatan dan Krayan Tengah. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X