KUTAI TIMUR – Kondisi Jembatan Gantung Muara Wahau di Kabupaten Kutai Timur kembali menjadi perhatian publik setelah sebuah video berdurasi 39 detik beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat struktur jembatan mengalami pembengkokan parah di bagian tengah akibat terjangan banjir yang membawa batang pohon besar dari aliran sungai.
Video yang diunggah akun Instagram @Sangattaku itu memperlihatkan sejumlah warga berdiri di atas jembatan, sementara sebagian papan lantai tampak terangkat dan bergelombang. Bentuk jembatan yang biasanya lurus berubah menyerupai huruf “S”. Batang pohon yang tersangkut pada bagian bawah jembatan menambah tekanan pada kabel penahan dan tiang utama.
Jembatan gantung ini merupakan akses penting bagi warga Muara Wahau, terutama untuk pejalan kaki dan pengendara motor. Namun, kawasan tersebut memang dikenal rawan banjir saat curah hujan tinggi, terutama pada wilayah hulu.
Dalam waktu bersamaan, banjir juga meluas ke empat kecamatan lain, yakni Karangan, Telen, dan Kongbeng. Ketinggian air dilaporkan mencapai 30–80 sentimeter dalam dua hari terakhir. Kepala BPBD Kutim, Sulastin, menyampaikan bahwa Karangan menjadi wilayah pertama yang terdampak. “Tetapi sejak tadi pagi laporannya sudah mulai surut, terbaru informasinya sudah kering,” ujarnya, Senin (08/12/2025).
Situasi berbeda dialami Kecamatan Muara Wahau, Telen, dan Kongbeng, yang masih berjuang menghadapi banjir. Desa Jak Luay, Bea Nehas (Benhes), Dabeq, serta Desa Marah Haloq turut dilaporkan terdampak luapan air sungai.
Sebagai respons cepat, Polres Kutai Timur membentuk Satgas dan Posko Terpadu untuk mempercepat penanganan darurat. Kapolres Kutim, AKBP Fauzan Arianto, menegaskan bahwa seluruh personel telah disiagakan. “Kami berkomitmen hadir di tengah masyarakat untuk membantu mengurangi dampak banjir,” katanya.
Sementara itu, warga dari empat kecamatan mulai dievakuasi ke titik aman, dengan prioritas bagi kelompok rentan. BPBD mengingatkan warga bantaran sungai agar tetap waspada mengingat BMKG memprediksi cuaca ekstrem berlangsung hingga Juni 2026.
Di sisi lain, Sangatta dipastikan masih berada dalam kondisi aman dari banjir besar. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim, menyebut sejumlah titik memang mengalami genangan, namun belum masuk kategori banjir. “Jadi memang ada beberapa daerah di Sangatta itu terjadi genangan. Tapi itu bukan kategori banjir,” ujarnya. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan