BANJARBARU – Menjelang penutupan total jembatan di Jalan Ahmad Yani Kilometer 31, tepat di depan Kolam Renang Antasari, Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Banjarbaru menggelar rapat koordinasi pada Selasa (27/5/2025) siang.
Penutupan ini menyusul rencana proyek penggantian jembatan S Ulin oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan. Jembatan tersebut dijadwalkan ditutup total mulai 1 Juni hingga 3 Oktober 2025.
Guna mengantisipasi dampak penutupan jalan nasional itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarbaru bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Banjarbaru telah menyiapkan sejumlah jalur alternatif.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub Kota Banjarbaru, Adi Royan, menjelaskan rekayasa lalu lintas yang disepakati mencakup sejumlah jalur pengalihan untuk kendaraan dari arah Banjarmasin menuju Hulu Sungai dan sebaliknya. “Pertama, kalau dari Banjarmasin ke Hulu Sungai bisa melalui jalan baru arah Bandara, kemudian Jalan Bina Putra, atau Jalan Sapta Marga. Ketiga jalan ini kemudian bertemu di Jalan Karang Anyar, lalu menuju Jalan Karet, dan berbelok ke kanan hingga keluar ke Jalan Ahmad Yani di SPBU Loktabat,” terang Adi Royan.
Sementara itu, bagi pengendara dari arah Hulu Sungai atau Martapura yang hendak menuju Banjarmasin, disarankan mengambil rute melalui Jalan Trikora, melewati Bundaran Simpang Empat dan lanjut ke Jalan Mistar Cokrokusumo. “Dari sana bertemu pertigaan arah Jalan Trikora, kemudian belok kanan dan lurus saja sampai simpang LIK,” sambungnya.
Namun, Adi juga menyebutkan bahwa masyarakat yang memiliki keperluan khusus untuk masuk ke pusat kota, terutama kendaraan kecil atau kendaraan penumpang, masih dapat melalui Jalan Ahmad Yani dan berbelok ke Jalan RO Ulin di Loktabat Selatan sebagai jalur alternatif.
Kepala Dishub Kota Banjarbaru, Muhammad Mirhansyah, menyatakan pihaknya telah memikirkan secara matang pengaturan volume kendaraan di jalur alternatif agar tetap lancar selama masa penutupan. “Hari ini kita memikirkan bagaimana pengaturan volume kendaraan yang lewat di jalan alternatif tersebut, sehingga ketika jalan itu ditutup penggunaan jalan alternatif bisa digunakan dengan efektif dan efisien,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya menargetkan agar rasio kepadatan kendaraan tidak melebihi 0,7 agar kondisi lalu lintas tetap terkendali, meskipun jalurnya lebih panjang dari biasanya.
Salah satu langkah yang akan diterapkan adalah pembatasan jam operasional bagi angkutan barang, terutama pada jam-jam sibuk untuk menghindari penumpukan kendaraan di jalur alternatif.
Selain itu, dalam rapat juga dibahas titik-titik krusial yang memerlukan pengawasan personel Dishub dan Satlantas. Petugas akan ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu untuk memberikan arahan kepada pengendara agar tidak terjadi kebingungan di lapangan. “Rambu-rambu juga akan dipasang dalam rangka membantu pelaksanaan pengarahan jalan lebih efektif,” tambah Mirhansyah.
Ia juga menyinggung pengalihan trayek angkutan umum besar, seperti bus penumpang. “Angkutan yang lewat Jalan Trikora itu juga perlu kita perhatikan, terutama penumpang yang biasa turun di halte Minggu Raya, kita geser agar masuk lewat di halte Idaman Trikora,” pungkasnya. []
Redaksi10