Jenazah Staf KBRI Lima Segera Dipulangkan ke Indonesia

JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima tengah mempersiapkan pemulangan jenazah Zetro Leonardo Purba, staf diplomatik yang menjadi korban penembakan di Peru.

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha, menyatakan proses repatriasi masih menunggu penyelesaian prosedur hukum di Peru. “Menurut rencana beberapa hari ke depan, diharapkan sudah dapat dipulangkan ke Indonesia,” ujar Judha dalam keterangan pers, Sabtu (06/09/2025).

Judha menambahkan, pihak KBRI Lima tetap berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait prosedur pemulangan setelah proses autopsi selesai. “KBRI Lima saat ini masih berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk proses pemulangan jenazah almarhum Mas Zetro, pasca proses autopsi yang sudah dilakukan,” katanya.

Zetro meninggal dunia pada 1 September setelah ditembak berulang kali oleh pria bersenjata saat bersepeda di depan apartemennya di kawasan Lince, Lima. Kepolisian Nasional Peru menduga pelaku merupakan pembunuh bayaran.

Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, mengonfirmasi hal tersebut. Ia menekankan bahwa insiden ini bukan perampokan, melainkan percobaan pembunuhan yang direncanakan. “Tak ada barang Zetro yang dicuri karena pelaku menunggunya untuk melepaskan tembakan langsung ke kepalanya,” ujarnya. Hingga kini, pelaku masih buron.

Zetro adalah Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima yang baru lima bulan bertugas di Peru. Kasus ini segera memunculkan perhatian pemerintah kedua negara. Kemlu RI sudah melayangkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Peru, mendesak agar penyelidikan dilakukan secara tuntas.

Presiden Peru, Dina Boluarte, bahkan meminta maaf langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas tragedi tersebut. Permintaan maaf itu menandakan kasus ini telah menjadi perhatian serius di level diplomasi tinggi.

Di sisi lain, Kemlu RI menegaskan akan mengevaluasi skema perlindungan bagi para diplomat dan staf perwakilan Indonesia di luar negeri. Langkah ini penting mengingat insiden serupa bisa mengancam keselamatan aparat diplomatik di negara-negara dengan tingkat kriminalitas tinggi.

Kasus penembakan Zetro turut menyoroti meningkatnya angka kriminalitas di Peru. Sejak Januari 2025, tercatat lebih dari 450 kasus pembunuhan. Data juga menunjukkan tren meningkatnya kejahatan oleh pembunuh bayaran dalam beberapa tahun terakhir, seperti dilaporkan The New York Times.

Kepolisian Peru kini menerapkan pengamanan berlapis, termasuk terhadap keluarga Zetro, yang dipindahkan ke lokasi rahasia untuk mencegah ancaman lebih lanjut.

Kabar kepulangan jenazah Zetro membawa duka mendalam bagi keluarga yang tengah menanti di tanah air. Publik juga menaruh harapan besar agar pemerintah Indonesia mengawal penuh proses hukum di Peru hingga pelaku dapat ditangkap dan diadili.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa tugas diplomatik di luar negeri tak hanya soal diplomasi dan kerja sama internasional, tetapi juga menyangkut risiko keamanan yang nyata. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com