BERLIN – Jerman mulai mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan pecahnya Perang Dunia III, dengan kekhawatiran utama terkait potensi serangan Rusia terhadap wilayah negara-negara anggota NATO. Militer Jerman, Bundeswehr, menyatakan bahwa skenario serangan Rusia terhadap NATO dalam empat hingga tujuh tahun ke depan dianggap sebagai ancaman yang realistis. Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah Jerman kini tengah meningkatkan kesiapan warga negaranya, bahkan hingga ke tingkat pendidikan anak-anak.
Kementerian Dalam Negeri Jerman, melalui pernyataan yang dikutip oleh surat kabar Handelsblatt pada Senin (07/04/2025), menyarankan agar sekolah-sekolah mempersiapkan siswa-siswi untuk menghadapi kemungkinan krisis dan perang. “Mengingat perkembangan terkini dalam situasi keamanan, fokus yang lebih besar harus diberikan pada pertahanan sipil, termasuk dalam pendidikan sekolah,” ungkap juru bicara kementerian tersebut.
Selain itu, juru bicara kementerian juga menegaskan pentingnya pelatihan tanggap krisis yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Mereka juga menyarankan agar perlengkapan darurat disiapkan di setiap rumah. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk memastikan bahwa masyarakat siap jika terjadi keadaan darurat yang lebih besar.
Seruan “kesiapan warga negara” ini bukanlah hal baru. Sejak pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dimulai dan perundingan damai Ukraina yang difasilitasi AS gagal, beberapa negara di Eropa, termasuk Jerman, terus menekankan pentingnya persiapan sipil menghadapi ancaman global. Skenario perang dunia yang melibatkan Rusia telah lama menjadi bahan pembicaraan di kalangan para pemimpin negara-negara Eropa.
Sementara itu, Rusia sendiri telah berulang kali menanggapi klaim tersebut dengan membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang negara-negara anggota NATO. Meski demikian, kekhawatiran tentang potensi konflik ini semakin nyata, terutama setelah seruan serupa juga datang dari negara-negara Eropa lainnya, termasuk Polandia, Norwegia, Swedia, dan Finlandia, yang telah mengaktifkan kembali protokol era Perang Dingin seperti pelatihan militer massal, tempat perlindungan bom, dan panduan bagi warga tentang cara bertahan jika diserang.
Pada Senin (07/04/2025), Kremlin juga menyatakan bahwa Rusia terbuka untuk membahas gencatan senjata penuh guna mengakhiri perang Ukraina, dengan syarat ada jaminan bahwa Ukraina akan mematuhi kesepakatan tersebut. Meski demikian, hubungan kedua negara tetap tegang, dan ketegangan internasional masih terus berlanjut.
Seiring dengan situasi ini, Komisi Eropa baru-baru ini merekomendasikan agar warga Uni Eropa menyiapkan persediaan penting, seperti makanan dan air, untuk bertahan hidup minimal selama tiga hari jika terjadi keadaan darurat. Keadaan ini mencerminkan tingkat kewaspadaan yang meningkat di Eropa terkait dengan potensi konflik besar yang bisa melibatkan banyak negara. []
Redaksi03