BULUNGAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) belum memenuhi persyaratan untuk meningkatkan status Asrama Haji Transit menjadi Asrama Haji Antara.
Salah satu faktor utama yang menjadi kendala adalah jumlah jamaah yang dilayani dalam satu tahun musim haji. Saat ini, asrama haji di Kaltara belum mampu menampung jumlah jamaah yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat tersebut.
Kabid Haji dan Bimas Islam Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Kaltara, Muhammad Saleh, menjelaskan bahwa Asrama Haji Antara memiliki fungsi yang hampir sama dengan Embarkasi.
Di Asrama Haji Antara, jamaah haji sudah dalam kondisi steril sebelum berangkat, di mana seluruh proses administratif seperti pengecekan paspor telah selesai. Setelah itu, jamaah langsung menuju bandara dan terbang menuju Tanah Suci tanpa perlu proses administrasi lebih lanjut.
“Jika Asrama Haji menjadi status Antara, maka jamaah harus sudah steril di sana. Contohnya, jika berasal dari Tarakan, jamaah langsung menuju bandara setelah seluruh dokumen selesai, seperti proses yang ada di Embarkasi,” jelas Saleh, Sabtu (15/02/2025).
Sementara itu, Asrama Haji Transit Kaltara saat ini masih berfungsi untuk memfasilitasi proses pemberangkatan jamaah seperti yang dilakukan pada musim haji sebelumnya. Meski demikian, Saleh tengah merencanakan perubahan alur pemberangkatan haji yang lebih efisien.
Ia mengusulkan, para jamaah yang transit di Kaltara akan diberangkatkan ke Balikpapan untuk penyelesaian dokumen pada hari berikutnya setelah menginap satu malam di Tarakan.
“Penggunaan Asrama Haji Transit masih kita pikirkan. Skemanya akan berbeda dengan tahun lalu. Jamaah akan transit satu malam di Tarakan dan esok harinya melanjutkan perjalanan ke Balikpapan untuk menyelesaikan dokumen,” kata Saleh.
Tujuan dari perubahan skema ini adalah untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan jamaah. Di Balikpapan, jamaah biasanya memerlukan waktu dua hari untuk menyelesaikan urusan administrasi, yang tentu memerlukan biaya tambahan untuk akomodasi.
Dengan transit di Asrama Haji Kaltara, biaya penginapan dapat lebih efisien, dan jamaah bisa mempersiapkan diri dengan melakukan manasik (latihan ibadah haji).
“Jika di Balikpapan, jamaah membutuhkan biaya lebih untuk menginap dua malam. Di Asrama Haji Transit, kami bisa mempersiapkan mereka dengan manasik ibadah terlebih dahulu. Setelah itu, mereka tinggal melanjutkan pengurusan dokumen di Embarkasi Balikpapan,” ungkapnya.
Namun, meskipun wacana tersebut cukup menjanjikan, skema tersebut belum dapat diterapkan untuk seluruh jamaah haji Kaltara. Pasalnya, kapasitas Asrama Haji Transit di Kota Tarakan hanya mampu menampung 120 jamaah.
Dengan jumlah jamaah yang mencapai 416 orang, kapasitas tersebut jelas tidak mencukupi.
“Jumlah jamaah haji kita sebanyak 416 orang, sementara kapasitas Asrama Haji Transit hanya 120 orang. Dengan jumlah yang terbatas, kami mungkin akan mengatur pemberangkatan secara bergilir, di mana satu daerah bisa berangkat lebih dulu menuju Balikpapan,” jelas Saleh.
Meski demikian, Pemprov Kaltara tetap berupaya memberikan kemudahan dan efisiensi dalam penyelenggaraan ibadah haji bagi jamaah asal Kaltara, dengan memanfaatkan Asrama Haji Transit yang ada untuk meringankan beban biaya serta memperlancar proses keberangkatan ke Tanah Suci. []
Redaksi03