TARAKAN – Laju pertumbuhan penduduk di Kota Tarakan terus menunjukkan tren kenaikan yang patut diperhatikan. Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tarakan, rata-rata setiap semester terdapat penambahan 2.019 jiwa. Angka ini sudah memperhitungkan jumlah kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk baik masuk maupun keluar wilayah.
Kepala Disdukcapil Tarakan, Hery Purwono, menyampaikan bahwa meskipun angka tersebut tergolong cukup signifikan, kondisi ini masih dalam batas normal jika melihat tren lima tahun terakhir. “Meskipun cukup signifikan, tetapi rata-rata pertumbuhan seperti itu, masih dalam range normal dalam 5 tahun terakhir,” terang Hery, Senin (29/09/2025).
Pertumbuhan penduduk di Tarakan dipengaruhi tiga faktor utama, yakni kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Dari aspek administrasi, jumlah tersebut dikategorikan sebagai pertumbuhan total karena mencakup selisih kelahiran, kematian, serta migrasi masuk dan keluar.
“Pertumbuhan penduduk 2.019 tersebut gabungan yang lahir maupun yang meninggal, serta pindah datang dan pindah keluar, kemudian diolah datanya dan hasilnya seperti itu. Sedangkan jumlah penduduk Tarakan saat ini mencapai 257 ribu jiwa,” ungkap Hery.
Meski dalam kategori normal, pertumbuhan populasi tetap membawa sejumlah konsekuensi. Jika tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja dan hunian yang layak, lonjakan jumlah penduduk berpotensi meningkatkan angka pengangguran serta menambah persoalan kemiskinan di perkotaan.
Selain itu, peningkatan kebutuhan lahan perumahan kerap berbenturan dengan ketersediaan ruang terbuka hijau dan lahan pertanian. Situasi ini dapat menekan keberlanjutan lingkungan hidup, terutama di Tarakan yang memiliki luas wilayah terbatas.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah ketercukupan air bersih. Ketersediaan air di Tarakan beberapa tahun terakhir sempat menjadi isu krusial, dan pertumbuhan penduduk diprediksi akan memberi tekanan tambahan pada distribusi air.
Pertumbuhan populasi juga menuntut pemerintah daerah untuk terus meningkatkan layanan publik, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga transportasi. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, sekolah dan fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan baik dari segi kapasitas maupun kualitasnya.
Jika tidak diantisipasi sejak dini, pertambahan jumlah penduduk berpotensi menimbulkan ketimpangan antara kebutuhan masyarakat dan ketersediaan layanan dasar. “Pemerintah harus memandang pertumbuhan ini bukan hanya sebatas angka, tetapi juga tantangan dalam memastikan layanan publik tetap memadai. Peningkatan jumlah penduduk berarti kebutuhan sarana pendidikan, fasilitas kesehatan, hingga transportasi juga akan meningkat,” ujar Hery.
Menurut Hery, laju pertumbuhan di Tarakan dalam lima tahun terakhir masih dapat dikatakan terkendali. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan agar tidak menimbulkan persoalan baru di masa depan.
“Kalau dilihat, kondisi ini masih normal. Tetapi tetap harus diantisipasi dengan peningkatan pelayanan publik dan fasilitas pendukung lainnya, supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari,” pungkasnya.
Sejumlah pengamat menilai pemerintah perlu memperkuat perencanaan jangka panjang dalam menghadapi pertumbuhan penduduk. Selain memastikan ketersediaan infrastruktur dasar, kebijakan kependudukan juga harus sejalan dengan pembangunan ekonomi daerah agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
Kebijakan pengendalian jumlah penduduk melalui program keluarga berencana, penyediaan perumahan layak huni, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan pendidikan menjadi langkah strategis yang tak bisa ditunda.
Dengan perencanaan matang, pertumbuhan penduduk dapat menjadi peluang untuk mendorong produktivitas masyarakat, bukan justru menjadi beban bagi pemerintah daerah. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan