BULUNGAN – Menjelang dan usai Idulfitri, lonjakan jumlah penumpang pada sektor transportasi laut di Kalimantan Utara, khususnya di pelabuhan Tarakan, menjadi perhatian khusus dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan tiket, terutama pada momen mudik dan arus balik, armada yang tersedia harus mampu memenuhi kebutuhan penumpang.
Syaharuddin, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Tarakan, mengungkapkan bahwa pengawasan ketat akan diterapkan oleh seluruh pemangku kepentingan terkait.
Tidak hanya pelabuhan reguler, tetapi juga tempat berlabuhnya kapal nonreguler, seperti speedboat, akan mendapatkan perhatian khusus. Keberadaan speedboat nonreguler dinilai sangat membantu dalam mengatasi kekurangan tiket pada kapal reguler.
“Solusi yang akan kami terapkan adalah, kami akan melakukan survei terhadap armada speedboat yang tidak beroperasi. Dengan begitu, kita dapat menggunakan armada tersebut sebagai cadangan saat kapal reguler sudah berangkat,” ujar Syaharuddin dalam pertemuan dengan Komisi III DPRD dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kalimantan Utara, pekan lalu.
Syaharuddin menambahkan, dengan meningkatnya jumlah penumpang yang signifikan pada periode mudik dan arus balik, langkah cepat dari pemerintah diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.
Pemerintah, menurutnya, perlu menyiapkan skenario transportasi perairan sejak jauh-jauh hari agar pengawasan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
“Kami perlu menyiapkan sekitar 3 hingga 4 armada speedboat untuk rute Tarakan-Tanjung Selor yang akan beroperasi setelah kapal reguler berangkat. Kami dapat menerapkan skema ini pada periode tertentu seperti saat Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, ketika permintaan sangat tinggi,” jelasnya.
Syaharuddin berharap Dinas Perhubungan setempat dapat berkoordinasi dengan pemilik armada speedboat untuk memastikan bahwa kapal-kapal yang digunakan memenuhi standar keselamatan berlayar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penambahan armada ini hanya akan dilakukan saat ada lonjakan penumpang, terutama pada masa-masa puncak.
“Penambahan armada hanya saat lonjakan penumpang. Jika kita terlalu tegas terhadap kapal nonreguler, bagaimana jika terjadi lonjakan penumpang? Kita tetap harus melayani masyarakat,” tegas Syaharuddin.
Dia juga menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
Pihaknya akan memantau kelaikan operasional kapal agar bisa tetap memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi penumpang.
“Kami akan memastikan bahwa semua persyaratan kelaikan operasional dipenuhi. Ini adalah pendekatan kami untuk meminimalisir potensi kecelakaan atau peristiwa yang tidak diinginkan,” pungkasnya. []
Redaksi03