Jungkook Akui Lalai, Topi Tuai Polemik Internasional

JAKARTA – Isu kesadaran sejarah dan tanggung jawab kultural kembali menjadi sorotan publik internasional, kali ini menyasar salah satu personel boyband kenamaan asal Korea Selatan, BTS. Jungkook, anggota termuda grup tersebut, menjadi bahan perbincangan setelah mengenakan aksesori dengan tulisan yang menyinggung sensitivitas sejarah Asia Timur.

Kejadian ini berlangsung saat Jungkook menghadiri sesi latihan konser encore bertajuk “HOPE ON THE STREET FINAL” milik rekannya j-hope, yang digelar di Goyang Sports Complex pada 13 Juni 2025. Dalam salah satu momen latihan, ia terlihat mengenakan topi bertuliskan “MAKE TOKYO GREAT AGAIN”, frasa yang kemudian menimbulkan gelombang kritik tajam di dunia maya, terutama dari kalangan warganet Korea Selatan.

Frasa tersebut memicu kecaman karena dianggap menyerempet isu penjajahan Jepang atas Korea, yang masih meninggalkan trauma mendalam hingga kini. Tak hanya itu, tulisan itu juga dinilai terinspirasi dari slogan politik “Make America Great Again” milik mantan Presiden AS Donald Trump, yang lekat dengan simbol konservatisme nasionalistik.

Reaksi publik pun merebak dengan cepat. Sejumlah media termasuk Soompi melaporkan pada Ahad (15/06/2025) bahwa perbincangan soal topi tersebut ramai diperbincangkan di berbagai kanal media sosial. Banyak yang menilai pemilihan aksesori itu mencerminkan kurangnya kepekaan terhadap luka sejarah yang belum pulih sepenuhnya.

Jungkook segera menanggapi isu tersebut dengan serius. Ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka lewat unggahan di komunitas penggemar Weverse, hanya beberapa jam setelah penampilannya. Dalam pernyataan yang ditulis pada dini hari 14 Juni waktu Korea, ia menyampaikan penyesalan yang mendalam.

“Hatiku terasa berat menulis pesan ini, apalagi setelah sekian lama bertemu kalian kembali. Aku sungguh meminta maaf atas kekecewaan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh frasa pada topi yang aku kenakan,” tulisnya.

Ia menjelaskan bahwa keputusan memakai topi tersebut merupakan bentuk kelalaiannya karena tidak memahami sepenuhnya konteks sejarah dan politik dari tulisan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak memiliki alasan untuk membenarkan perbuatannya.

“Aku tidak punya alasan, dan aku hanya bisa meminta maaf. Topi itu sudah langsung dibuang. Ke depan, aku akan jauh lebih hati-hati dan berpikir matang sebelum bertindak,” tulis Jungkook dalam pernyataan tersebut.

Permintaan maaf itu langsung menuai berbagai tanggapan. Sebagian besar penggemar BTS atau yang dikenal sebagai ARMY, menyampaikan dukungan dan memuji sikap jujur serta tanggung jawab yang ditunjukkan Jungkook. Mereka menilai permintaan maaf itu sebagai cerminan kedewasaan pribadi seorang artis yang dihadapkan pada situasi sulit.

Namun tidak sedikit pula yang menjadikan insiden ini sebagai momentum untuk menyoroti perlunya edukasi sejarah dan budaya yang lebih mendalam, khususnya bagi tokoh publik internasional. Dalam era digital seperti sekarang, tindakan kecil dapat berimbas besar dalam waktu singkat, terutama jika berkaitan dengan isu sensitif.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa setiap simbol, tulisan, dan pilihan mode yang dikenakan oleh selebritas tidak lepas dari pengamatan publik dan dapat memicu diskusi sosial yang luas. Ketidaktahuan atau ketidaksengajaan bukan lagi menjadi alasan yang dapat diterima tanpa kritik.

Jungkook kini menjadi contoh bagaimana refleksi diri dan sikap terbuka bisa menjadi jalan keluar dari sebuah kontroversi. Namun demikian, masyarakat terus berharap agar para tokoh berpengaruh dapat lebih membekali diri dengan pemahaman sejarah dan budaya lintas negara, sebagai bagian dari tanggung jawab moral dalam ruang publik yang makin transparan dan terhubung. [] Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X