Kadis Pendidikan Jatim: Libur Ramadan Sebulan Tidak Diperlukan

SURABAYA – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap rencana pemerintah yang mengusulkan libur sekolah selama sebulan penuh pada bulan Ramadan. Aries berpendapat bahwa meskipun bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, aktivitas pendidikan tetap harus dilanjutkan.

Menurut Aries, pendidikan tidak boleh berhenti meskipun dalam suasana bulan suci.

Ia mengungkapkan, “Saya, menurut pribadi, tidak setuju, karena menurut saya aktivitas anak di dalam bulan Ramadan itu beraktivitas di bulan pendidikan.”

Menurutnya, meskipun ada kebutuhan beribadah selama Ramadan, proses belajar mengajar harus tetap berlangsung dengan penyesuaian waktu.

Aries menjelaskan bahwa sekolah masih bisa menyesuaikan jam pelajaran agar tidak mengganggu ibadah siswa.

“Jam 08.00 WIB masuk, dan di bulan Ramadan itu artinya mereka bisa ibadah dulu, salat Duha dulu, dan tidak sampai sore, mereka belajar hanya sampai jam 13.00 WIB,” ujarnya.

Dengan begitu, siswa tetap dapat menjalani kewajiban agama mereka tanpa mengorbankan aktivitas pendidikan.

Selain itu, Aries juga menyoroti pentingnya menjaga agar siswa tetap aktif baik di sekolah maupun di masyarakat selama Ramadan. Ia menyarankan agar setelah salat Zuhur, siswa dapat mengikuti kegiatan yang positif, seperti mengaji atau kajian Ramadan yang biasanya diselenggarakan di berbagai tempat.

“Itu bisa dibuat sebagai kegiatan yang mendukung pembelajaran,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini juga mengingatkan bahwa libur sekolah selama sebulan penuh akan berdampak signifikan terhadap kalender pendidikan. Ia khawatir, jika siswa tidak bersekolah, mereka akan merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan di rumah, yang dapat memengaruhi fokus mereka.

“Karena kita keterbatasan waktu, semester ini pendek sekali, Juni mereka sudah harus selesai,” katanya, seraya berharap agar rencana tersebut dapat dikaji kembali.

Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengusulkan agar sekolah libur selama sebulan penuh selama bulan Ramadan. Usulan ini memicu berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga menyebutkan ada tiga opsi yang sedang dipertimbangkan.

Opsi pertama adalah libur penuh selama Ramadan, di mana siswa akan mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat. Opsi kedua adalah libur di awal dan akhir Ramadan, sementara opsi terakhir adalah tetap masuk sekolah penuh selama bulan Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan bahwa keputusan mengenai libur selama Ramadan masih dalam tahap finalisasi.

Ia menjelaskan bahwa keputusan ini akan dituangkan dalam surat edaran bersama antara Menteri Pendidikan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri. Pratikno berharap surat tersebut dapat diterbitkan dalam waktu dekat, yaitu pada pekan ini.

Dengan berbagai opsi yang tengah dipertimbangkan, keputusan akhir mengenai libur sekolah selama Ramadan diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan dan kegiatan keagamaan siswa.

Namun, penyesuaian waktu belajar menjadi salah satu solusi yang banyak didorong untuk memastikan pendidikan tidak terganggu selama bulan suci tersebut. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X