KUTAI TIMUR – Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Bulutangkis Kalimantan Timur Cup 2025 resmi dibuka di Gedung Olahraga Kudungga Sangatta, Selasa (21/10/2025), berlangsung selama lima hari ke depan. Acara ini dibuka secara simbolik oleh Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, bersama Forkopimda.
Tahun ini, Kutai Timur kembali menjadi tuan rumah piala bupati cup bulutangkis untuk ketiga kalinya. Bupati Ardiansyah menegaskan, penyelenggaraan Kejurprov ini diharapkan menjadi barometer seleksi atlet menuju level nasional.
“Kita bersyukur karena arena kita dijadikan barometer, dan ini salah satu proses seleksi dari Provinsi ke tingkat nasional,” ujarnya.
Meski begitu, beberapa pengamat olahraga menilai persiapan masih perlu diperhatikan secara serius, termasuk fasilitas gedung bulutangkis. Ardiansyah pun menyoroti Gedung Olahraga Kudungga, menyarankan agar dilengkapi lapisan alumunium foil untuk meredam suara saat hujan lebat. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas olahraga masih membutuhkan perhatian khusus agar profesionalitas kejuaraan tidak terganggu.
Selain itu, Ardiansyah menekankan pentingnya pembinaan atlet lokal melalui PBSI Kutai Timur agar prestasi Kutai Timur meningkat. “Mudah-mudahan Kutai Timur lebih meningkat lagi prestasinya, di bawah PBSI Kutim harapannya pembinaan atlet terus ditingkatkan,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan Ketua PBSI Kutai Timur, Daniel Politius Sebayang, Kejurprov Bulutangkis Kaltim Cup 2025 diikuti 389 atlet dari delapan kabupaten/kota. Rinciannya, Balikpapan 96 atlet, Bontang 56, Samarinda 54, Kutai Barat 46, Kutai Kartanegara 40, Kutai Timur 40, Berau 34, dan Paser 22. Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu tidak mengirimkan peserta.
Daniel menargetkan Kutai Timur meraih minimal dua medali emas. Namun, sejumlah pihak mempertanyakan apakah pembinaan atlet lokal cukup memadai untuk menghadapi kompetisi tingkat provinsi, apalagi dengan absennya beberapa kabupaten/kota yang seharusnya ikut berpartisipasi.
“Target medali untuk Kutai Timur minimal dua emas, semoga pertandingannya lancar dan membawa nama harum Kutai Timur,” kata Daniel.
Kritikus menyebut, meski penyelenggaraan berjalan meriah, fokus jangka panjang harus diarahkan pada peningkatan kualitas atlet, sarana-prasarana, dan keikutsertaan seluruh daerah agar kejuaraan benar-benar mencerminkan kompetisi provinsi yang representatif dan profesional. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan