JAWA TIMUR – Skandal pesta seks sesama jenis yang melibatkan puluhan pria di sebuah hotel kawasan Ngagel, Surabaya, menelanjangi bukan hanya moral pelakunya, tetapi juga lubang besar dalam pengawasan dunia perhotelan. Manajemen hotel yang bersangkutan menegaskan tak mengetahui kegiatan itu sebelum polisi datang melakukan penggerebekan. Namun, pernyataan tersebut justru menimbulkan pertanyaan besar: seberapa jauh alasan “privasi tamu” bisa dijadikan tameng untuk menutup mata terhadap pelanggaran hukum dan moral publik?
Seorang perwakilan manajemen hotel yang enggan disebut namanya menyebut, saat penggerebekan pihak kepolisian sudah berkomunikasi dengan pihak hotel. “Kalau kronologis lebih detailnya mungkin bisa langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian yang melakukan kegiatan tersebut. Tapi kronologi itu sudah dilakukan sesuai dengan SOP. Jadi di pihak kepolisian pun datang dengan surat penangkapan atau surat perintah seperti itu,” katanya, Selasa (21/10/2025).
Menurut manajemen, pesta seks tersebut dilakukan di dalam kamar, dan hotel tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi aktivitas tamu selama di ruang privat. “Dari pihak hotel yang pasti tidak tahu ya, kenapa tidak tahu, kejadian tersebut itu kan di dalam kamar gitu kan, di dalam kamar which is kamar adalah privasi semua tamu tanpa terkecuali ya, kita tidak memandang gender, kita tidak memandang umur, kita tidak memandang sosial,” ujarnya.
Namun, dalih “privasi” itu terasa rapuh ketika fakta menunjukkan bahwa pesta seks gay tersebut melibatkan dua kamar yang saling terhubung (connecting door) di lantai 16 hotel. “Ternyata si booking ini sewa dua kamar kayak yang berdekatan dan istilahnya connecting kayak gitu, jadi bisa terhubung dari dalam,” ungkapnya.
Ironisnya, manajemen juga mengaku tidak menerima laporan apapun dari warga sekitar sebelum polisi datang. “Di saat kejadian tersebut kami pun tidak mendengar adanya laporan dari warga setempat atau masyarakat sekitar, itu tidak ada sih waktu itu,” tambahnya.
Pesta seks yang digerebek aparat itu terjadi pada Minggu (19/10/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, setelah polisi mendapat laporan warga yang mencurigai aktivitas tak wajar di lantai tertentu hotel. Saat itu, tingkat hunian hotel disebut sedang tinggi karena akhir pekan. “Malam itu hunian kamar kami pun juga lagi ramai, apalagi ada acara-acara juga, terus di weekend, kalau weekend hotel memang lagi ramai,” ujarnya.
Namun kebijakan hotel yang terlalu longgar terhadap “kebebasan tamu” kini menjadi bumerang. Citra hotel tercoreng, bahkan kepercayaan publik goyah. “Dampaknya cukup mengecewakan juga sih, karena ya itu ada tanggapan yang kurang sedap untuk hotel kami. Apakah nanti kalau menginap di hotel tetap aman, kayak gitu kan,” katanya.
Kasus ini menunjukkan bagaimana industri perhotelan tampak lebih sibuk melindungi nama baiknya ketimbang ikut bertanggung jawab menjaga moral publik. Hotel mengaku berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan tamu, namun abai bahwa keamanan publik juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial. “Kita berikan tetap kepercayaan kepada tamu untuk keamanan dan kenyamanan mereka,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Edy Herwiyanto mengonfirmasi pada Selasa (21/10/2025) sore bahwa sebanyak 34 pria telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. “Dari semua itu, 34 orang yang terlibat party gay itu saat ini sudah ditetapkan tersangka dan dalam proses penyidikan,” kata Edy.
Polisi juga menjelaskan bahwa para tersangka memiliki peran berbeda, mulai dari pendana, admin, pembantu, hingga peserta. “Sebanyak 34 orang yang diamankan itu di mana setelah dilakukan pemeriksaan saat ini dalam proses penyidikan, dapat dibagi menjadi beberapa klaster pendana, klaster admin utama dan pembantu serta peserta,” ucapnya.
Skandal ini membuka fakta bahwa ruang privat bukan lagi sekadar tempat beristirahat, tetapi juga bisa menjadi arena pelanggaran hukum yang dilindungi atas nama kebebasan. Ketika pengawasan longgar dan moral publik diabaikan, hotel berbintang pun bisa berubah menjadi panggung kejahatan moral. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan