Kantong Kresek Jadi Kubur Bayi!

JAWA BARAT — Kasus penemuan jasad bayi dalam kantong plastik hitam di Pekayon, Bekasi Selatan, kembali menyayat hati publik dan sekaligus menampar nurani sosial masyarakat kota besar yang kian dingin terhadap tragedi kemanusiaan. Bayi malang itu ditemukan tergantung di tiang portal gang perkampungan pada Minggu (19/10/2025) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari bukan oleh aparat, melainkan oleh warga yang awalnya mengira kantong itu hanyalah sampah.

Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, “Saksi melintasi TKP kemudian melihat kantong yang tergantung di portal kemudian saat dicek di dalamnya berisikan bayi sudah dalam keadaan meninggal dunia.” Ia menambahkan, “Kemudian saksi melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Bekasi Selatan, tidak ditemukan bekas luka di sekujur tubuh korban akibat kekerasan secara fisik.”

Namun pernyataan polisi ini justru memunculkan pertanyaan tajam: mengapa tragedi seperti ini terus berulang di wilayah padat penduduk seperti Bekasi, tanpa ada langkah nyata dalam mengatasi akar masalahnya? Apakah kemiskinan, kurangnya pendidikan seks, atau minimnya sistem perlindungan sosial yang menjadi pemicunya?

Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Dedi Herdiana menuturkan, “Plastik itu (digantung) di portal. Awalnya dikira plastik sampah. Setelah dibuka ternyata bayi.” Ia menegaskan bayi itu baru lahir dan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Namun hingga kini, pelaku yang tega membuangnya belum ditemukan, Senin (21/10/2025). “Sampai sekarang untuk pelakunya kita sedang memaksimalkan pencarian,” ujar Dedi.

Polisi sudah memeriksa sejumlah orang yang dicurigai berdasarkan petunjuk di lokasi. “Kemarin ada beberapa yang kita amankan, karena ada petunjuk motor dan lain sebagainya. Tapi setelah dilakukan pendalaman, kita belum mengerucut dan memastikan kalau dia pelakunya,” jelas Dedi. Sayangnya, upaya pengungkapan terhambat karena tidak ada kamera CCTV yang mengarah ke tiang portal tempat kantong itu digantung.

Kasus memilukan ini seolah mencerminkan wajah buram urbanisasi dan lemahnya empati sosial. Ketika kehidupan di kota terus bergerak cepat, sisi kemanusiaan tampak tertinggal jauh di belakang. Ironisnya, jasad bayi yang semestinya lahir dalam kasih, justru berakhir di tempat yang semestinya hanya menampung sampah.

Bekasi bukan pertama kali diguncang tragedi seperti ini. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pembuangan bayi terus berulang, menandakan ada krisis moral dan sosial yang belum teratasi. Masyarakat memang terkejut setiap kali kejadian serupa muncul, namun reaksi itu cepat reda tanpa ada solusi sistematis yang mengakar.

Polisi masih bekerja, tapi pertanyaannya: di mana negara dan masyarakat saat bayi itu masih hidup dan membutuhkan perlindungan? Tragedi ini seharusnya bukan sekadar kasus kriminal, tetapi juga cermin retak dari sistem sosial yang gagal mencegah putusnya kasih seorang ibu terhadap anaknya sendiri. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com