BALIKPAPAN – Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Endar Priantoro mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen tahanan di wilayah Kalimantan Timur tersangkut kasus narkotika, baik sebagai pengguna maupun pengedar skala kecil. Tingginya angka perkara narkoba tersebut menjadi tantangan terbesar kepolisian, di tengah relatif rendahnya tindak pidana konvensional lainnya di daerah ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolda Kaltim dalam kegiatan serap aspirasi Komisi Percepatan Reformasi Polri (KPRP) yang digelar di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Balikpapan (Uniba), Selasa (16/12/2025).
Kegiatan ini dihadiri Ketua KPRP Prof Jimly Asshiddiqie, Jenderal Polisi (Purn) Ahmad Dofiri, Rektor Uniba Balikpapan Isradi Zainal, serta Ketua Yayasan Dharma Wirawan Rendy Susiswo Ismail. Forum tersebut menjadi wadah dialog terbuka antara Polri dan berbagai elemen masyarakat, khususnya sivitas akademika.
Dalam sambutannya, Irjen Pol Endar Priantoro menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Polda Kaltim sebagai salah satu lokasi penjaringan aspirasi masyarakat dalam rangka percepatan reformasi Polri.
“Kami merasa sangat terhormat karena Polda Kaltim dipilih sebagai salah satu objek kegiatan Komisi Percepatan Reformasi Polri. Forum ini menjadi ruang penting untuk menyerap masukan dari berbagai elemen masyarakat demi perbaikan Polri ke depan,” ujarnya.
Menurut Kapolda, berbagai masukan yang disampaikan dalam forum audiensi tersebut bersifat positif dan konstruktif. Seluruh aspirasi itu akan menjadi bahan evaluasi internal guna meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja kepolisian.
“Alhamdulillah, masukannya positif. Kita menunggu hasil dan rekomendasi tim komisi yang nantinya akan disampaikan kepada Presiden,” jelasnya.
Kapolda Kaltim juga memaparkan kondisi Polda Kaltim yang saat ini didukung sekitar 10.900 personel yang tersebar di 10 polres, terdiri dari dua polresta dan delapan polres. Personel tersebut bertugas mengamankan wilayah seluas kurang lebih 129 ribu kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4,2 juta jiwa.
“Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kami, mengingat luas wilayah hampir setara satu setengah kali Pulau Jawa, namun dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit,” ungkapnya.
Selain luas wilayah, Kalimantan Timur memiliki karakteristik strategis dengan kekayaan sumber daya alam seperti migas dan mineral, serta keberadaan sejumlah objek vital nasional, khususnya sektor energi dari hulu hingga hilir. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi fokus utama pengamanan Polda Kaltim.
“Yang paling strategis saat ini adalah IKN. Proses pembangunannya masih berjalan dan menjadi tanggung jawab kami untuk mengawal dan mengamankan agar berjalan dengan baik,” tegas Kapolda.
Dari sisi sosial kemasyarakatan, Kapolda menilai kondisi Kalimantan Timur relatif kondusif dengan masyarakat yang heterogen dan minim konflik berbasis etnis. Meski demikian, persoalan narkotika dan kejahatan lingkungan hidup masih menjadi perhatian serius.
Untuk itu, Polda Kaltim mengedepankan pendekatan preemtif dan preventif melalui dialog dengan sivitas akademika, tokoh masyarakat, tokoh adat, komunitas ojek daring, serta berbagai elemen masyarakat lainnya. Dalam penanganan konflik agraria, pendekatan ultimum remedium dan musyawarah adat tetap dikedepankan sebelum penegakan hukum.
“Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tugas kepolisian. Karena itu, kami sangat menantikan masukan yang konstruktif demi peningkatan kinerja Polri ke depan,” pungkas Irjen Pol Endar Priantoro. []
Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan