SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Kali ini, insiden kebakaran melanda kawasan Jalan Karya Bersama, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, pada Jumat siang (25/7/2025) sekitar pukul 13.04 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, menyatakan bahwa pihaknya segera mengerahkan tim ke lokasi begitu menerima laporan dari warga mengenai munculnya titik api. “Begitu mendapat informasi, tim langsung kami kerahkan. Setiba di lokasi, proses pemadaman berlangsung sekitar 21 menit dan api berhasil dikendalikan,” ujar Multazam saat dikonfirmasi awak media.
Menurutnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) piket siang segera bergerak dari kantor BPBD menuju lokasi kejadian dengan waktu tempuh kurang lebih 42 menit. Sesampainya di lokasi, personel segera membentangkan selang hingga ke titik api dan langsung melakukan upaya pemadaman secara intensif.
Multazam menjelaskan, dugaan awal karhutla disebabkan oleh aktivitas pembakaran semak untuk membuka lahan. Ironisnya, api ditinggalkan tanpa pengawasan, sehingga menyebar dan membakar area yang lebih luas. “Identitas pemilik lahan masih dalam proses penyelidikan. Kami imbau masyarakat tidak melakukan pembakaran terbuka, apalagi meninggalkannya tanpa pengawasan,” tegasnya.
Dalam penanganan kebakaran ini, BPBD Kotim mengerahkan 10 personel, didukung oleh dua anggota Manggala Agni, satu unit mobil pemadam kebakaran (damkar), dua relawan kebencanaan, serta lima orang warga setempat. Multazam menyebutkan, kolaborasi lintas elemen ini sangat penting untuk memastikan api tidak menjalar ke permukiman penduduk atau wilayah lahan lainnya. “Koordinasi lintas elemen ini dinilai krusial dalam memastikan api tidak merembet ke pemukiman warga atau lahan lain yang lebih luas,” ujarnya.
Di tengah musim kemarau dan potensi pengaruh El Nino yang memperparah kekeringan, BPBD Kotim kembali mengingatkan warga untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Langkah tersebut tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga berisiko besar terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat. “Karhutla bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat. Mari bersama kita cegah sejak dini,” pungkas Multazam. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan