Kasus Brutal, Ayah-Anak Bacok Petani di Persawahan Batola

BARITO KUALA – Kasus pengeroyokan yang dilakukan ayah dan anak berinisial AP dan RD terhadap seorang petani di Desa Pinang Habang, Kecamatan Wanaraya, menjadi perhatian warga. Korban berinisial AA (52) mengalami luka serius setelah diserang dengan senjata tajam pada Kamis (14/08/2025) lalu sekitar pukul 10.00 Wita di kawasan Handil Basirih.

Peristiwa bermula ketika korban pulang dari sawah usai memanen padi menggunakan mesin combine harvester. Di tengah perjalanan, korban dicegat oleh dua pelaku yang sudah menenteng senjata tajam. “Setelah korban turun dari mesin combine, kedua pelaku langsung menyerang menggunakan senjata tajam,” ungkap Kapolres Batola AKBP Anib Bastian melalui Kasi Humas Iptu Ma’rum, Rabu (20/08/2025).

Karena diserang tiba-tiba, korban mencoba menyelamatkan diri dengan berlari ke arah persawahan. Namun upayanya gagal setelah terjatuh. Di saat itu, pelaku semakin brutal dengan melukai korban menggunakan pisau dan parang.

Seorang warga yang kebetulan melintas langsung turun tangan melerai. Ia membawa korban yang mengalami luka serius di pinggang dan punggung ke RSUD Ansyari Saleh Banjarmasin. “Lantas seorang warga (saksi) melintas di lokasi kejadian dan berusaha langsung melerai. Selanjutnya saksi membawa korban yang terluka di pinggang dan punggung ke RSUD Ansyari Saleh Banjarmasin,” jelas Ma’rum.

Istri korban yang menerima kabar segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Wanaraya. Aparat gabungan kemudian bergerak cepat dan berhasil menangkap AP (33) beberapa jam setelah kejadian, sedangkan RD masih dalam pengejaran petugas. “Adapun pelaku RD (anak AP) telah melarikan diri dan dalam pengejaran personel gabungan. Sementara korban masih dirawat di rumah sakit dan telah menjalani operasi,” tambah Kasat Reskrim Iptu Adhi Nurhudaya Saputra.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan melakukan tindak pidana pengeroyokan sebagaimana Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juncto Pasal 170 KUHP. Dari hasil penyelidikan, motif pengeroyokan dipicu rasa kesal pelaku akibat persaingan usaha. “Motif pengeroyokan disebabkan semacam persaingan usaha. Awalnya pelaku jengkel karena korban meminta upah yang lebih murah, lalu memilih melakukan penganiayaan,” tutup Ma’rum.

Kasus ini menjadi catatan serius mengenai potensi konflik antarwarga yang dipicu persaingan ekonomi di pedesaan. Aparat kepolisian menegaskan akan menindak tegas setiap tindakan kekerasan agar tidak terulang di kemudian hari.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com