Kasus Dugaan Mutilasi di Sumbar, Autopsi Terkendala Prosedur

SUMATERA BARAT – Rumah Sakit Bhayangkara Kota Padang, Sumatera Barat, kini tengah menangani potongan jenazah yang diduga sebagai korban mutilasi. Namun hingga Kamis pagi (19/06/2025), proses autopsi maupun identifikasi terhadap potongan tubuh tersebut belum dilakukan. Jenazah saat ini baru melalui tahap pembersihan dan penyimpanan, sambil menunggu permintaan resmi dari penyidik Polres Padang Pariaman.

Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, dr Herlinda, menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat mengambil langkah medis lebih lanjut karena keterbatasan prosedural. “Untuk sementara jenazah hanya dibersihkan dan disimpan. Kami belum bisa melakukan autopsi ataupun identifikasi karena belum ada permintaan dari pihak penyidik,” ujar dr Herlinda saat ditemui di rumah sakit.

Ia juga menyebutkan bahwa bagian tubuh yang diterima rumah sakit belum dalam kondisi lengkap. Beberapa potongan tubuh seperti satu tangan dan satu kaki masih belum ditemukan. Ketidakkonsistenan potongan tubuh ini turut menyulitkan proses identifikasi medis. “Bagian tubuh yang ada saat ini belum lengkap. Kami belum bisa memastikan apakah potongan itu dari tubuh yang sama. Bahkan kami belum bisa memastikan jenis kelamin korban,” tambahnya.

Sebelumnya, warga sekitar digegerkan dengan penemuan jasad dalam kondisi tidak utuh yang mengapung di Sungai Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa sore (17/06/2025). Potongan tubuh tersebut tidak memiliki kepala, tangan, dan kaki. Kejadian ini langsung ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian dan tim BPBD setempat. Pencarian lanjutan membuahkan hasil pada Rabu pagi (18/06/2025), saat kaki kanan ditemukan sekitar tiga kilometer dari lokasi awal. Lalu, pada siang harinya, potongan kepala dan tangan kanan ditemukan sekitar enam kilometer dari lokasi pertama.

Meski beberapa bagian tubuh telah ditemukan, pihak medis tetap belum bisa memastikan apakah seluruh potongan tersebut berasal dari satu individu. Sementara itu, Polres Padang Pariaman masih terus melakukan penyelidikan secara intensif. Proses pengumpulan potongan tubuh korban dilakukan untuk memastikan keutuhan jenazah, sekaligus mengungkap identitas dan penyebab kematian.

Kondisi jenazah yang tidak lengkap serta belum adanya permintaan resmi autopsi dari penyidik membuat proses identifikasi berjalan lambat. Kepolisian berharap bisa segera melengkapi potongan tubuh korban dan mendapat hasil forensik guna melanjutkan penyidikan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan memberikan informasi bila mengetahui sesuatu yang berkaitan dengan kasus ini. []

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com