Kasus ISPA di Banjarbaru Tembus 12 Ribu

BANJARBARU – Meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Banjarbaru tahun ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan setempat. Dalam kurun waktu Januari hingga pertengahan Juni 2025, tercatat lebih dari 12 ribu kasus ISPA menyerang warga.

Laporan yang dihimpun dari beberapa fasilitas layanan kesehatan, yakni Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman, RS Nirwana, RS Al-Mansur, serta 10 Puskesmas di wilayah Banjarbaru menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan. “Ada peningkatan penderita ISPA, sejak pekan pertama sampai pekan 20 tahun 2025 ada 12.309 kasus di Banjarbaru,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru, Dr. Juhai Triyanti Agustina, Kamis (12/06/2025).

Lonjakan kasus ini mengindikasikan ancaman yang tidak dapat dianggap sepele. ISPA merupakan penyakit menular yang umumnya dipicu oleh infeksi virus atau bakteri, dan sangat mudah menyebar, terutama di lingkungan padat penduduk, sekolah, dan tempat kerja.

Dr. Juhai menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu meningkatnya ISPA di wilayah ini. Salah satunya adalah perubahan musim dan kualitas udara yang kian menurun akibat pencemaran lingkungan. “ISPA dapat terjadi akibat beberapa faktor, termasuk perubahan musim dan polusi udara yang membuat daya tahan tubuh menjadi menurun. Gejalanya biasanya batuk dan pilek,” sebutnya.

Daya tahan tubuh yang melemah sangat rentan terhadap virus penyebab ISPA. Gejala umum seperti batuk dan pilek, apabila tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius, terutama pada anak-anak dan lansia.

Dinas Kesehatan pun mengingatkan masyarakat untuk kembali menerapkan kebiasaan hidup sehat yang dulu sempat ketat dilakukan saat masa pandemi COVID-19. “Kita kembali lagi di zaman covid dulu, taat cuci tangan pakai sabun di air mengalir, serta pakai masker kalau sedang sakit atau sedang berada di kerumunan,” tutupnya.

Pemerintah daerah mendorong masyarakat agar meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan pernapasan. Selain itu, upaya kolaboratif antara sektor kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup juga diperlukan untuk menekan penyebaran penyakit ini.

Banjarbaru, sebagai kota yang terus tumbuh dengan urbanisasi yang cepat, dihadapkan pada tantangan ganda: kualitas udara yang menurun dan kebiasaan hidup masyarakat yang belum sepenuhnya disiplin. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan berbasis komunitas dan edukasi publik menjadi salah satu strategi penting untuk mengendalikan lonjakan kasus ISPA ke depan. [] Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X