TURKI – Ribuan warga berkumpul di Lapangan Tandogan, Ankara, untuk menunjukkan penolakan terhadap persidangan yang tengah digelar terkait tuduhan kecurangan suara dalam kongres Partai Rakyat Republik (CHP). Sidang tersebut dapat berimplikasi besar terhadap kepemimpinan Ozgur Ozel, yang terpilih sebagai ketua umum pada November 2023.
Meski jumlah demonstran yang hadir diperkirakan hanya puluhan orang di awal laporan, Wakil Ketua CHP Murat Bakan menyebut aksi ini diikuti hingga 50 ribu pendukung. Massa yang memenuhi alun-alun tampak membawa bendera nasional Turki serta mengenakan kaus bergambar Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki.
Kasus hukum ini bermula dari gugatan yang menuding adanya manipulasi suara saat kongres partai oposisi terbesar di negara tersebut. Jika hakim memutuskan tuduhan itu terbukti, maka hasil kongres bisa dibatalkan dan kepemimpinan Ozel dapat digulingkan. Situasi ini membuat ketegangan politik meningkat, terutama di tengah persaingan sengit antara CHP dan Partai AKP yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dalam pidatonya di hadapan para pendukung, Ozgur Ozel menegaskan bahwa apa yang sedang dihadapinya merupakan serangan politik, bukan sekadar perkara hukum.
“Pemerintah ini tidak menginginkan demokrasi. Mereka tahu mereka tidak akan memenangkan pemilu jika ada demokrasi. Mereka tidak menginginkan keadilan: mereka tahu jika ada keadilan, mereka tidak akan bisa menutupi kejahatan mereka,” ujarnya dikutip AFP, Senin (15/09/2025). “Kasus ini politis, tuduhannya fitnah. Ini kudeta (dan) kami akan melawan,” imbuhnya.
Ia juga menuding pemerintah lebih memilih cara-cara represif ketimbang bersaing secara terbuka dalam pemilihan umum. “Sayangnya, siapa pun yang menimbulkan ancaman demokrasi terhadap pemerintah kini menjadi target pemerintah,” katanya.
Selain menyinggung pemerintah, Ozel juga secara langsung mengarahkan kritik kepada Presiden Erdogan. Ia mempertanyakan apakah presiden pernah menyaksikan kerumunan besar di Lapangan Tandogan yang begitu solid mendukung kebebasan demokrasi. “Erdogan, pernahkah Anda melihat Lapangan Tandogan seperti ini?” serunya.
Sementara itu, para pengunjuk rasa lantang meneriakkan desakan agar Erdogan mundur dari jabatannya sebagai kepala pemerintahan. “Erdogan mundur!” terdengar menggema dari kerumunan.
Pengamat politik menilai sidang ini tidak sekadar soal legalitas kongres partai, melainkan lebih pada strategi untuk melemahkan oposisi. CHP dalam beberapa bulan terakhir disebut berhasil meningkatkan elektabilitasnya dan mencatat kemenangan penting dalam kontestasi politik, yang sekaligus memberi tekanan besar kepada Partai AKP.
Dengan latar persidangan yang penuh kontroversi ini, situasi politik Turki kembali memanas. Bagi pendukung Ozel, proses hukum yang dijalankan dianggap sebagai bentuk “kudeta yudisial” yang mengancam demokrasi di negara itu. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan