JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah adanya klaim bahwa dirinya kecolongan terkait dugaan kasus korupsi yang melibatkan tata kelola minyak mentah di PT Pertamina (Persero). Erick menegaskan bahwa kasus tersebut terungkap berkat upaya transformasi dan perbaikan sistem yang telah dilakukan di BUMN dalam lima tahun terakhir.
“Ya nggak (kecolongan). Kalau kecolongan ya kembali, kita selama lima tahun ini kan sudah memperbaiki sistemnya. Bayangkan, laporan keuangan transparan. Kita juga mengoreksi diri kita sendiri dengan melaporkan kasus-kasus korupsi,” ujar Erick saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Sabtu (01/03/2025).
Menurutnya, adanya dinamika dalam proses transformasi BUMN tak bisa dihindari, termasuk terungkapnya kasus-kasus kecurangan di dalamnya.
Erick menambahkan, meskipun kasus korupsi tersebut terungkap, pihaknya tidak akan menoleh ke belakang, melainkan justru akan semakin mendorong upaya transformasi dan transparansi di tubuh BUMN.
“Justru apa? Apa yang kita lakukan dalam transformasi dan transparasi ini harus lebih kita dorong lagi,” ujar mantan Ketua Umum PSSI itu.
Dalam menghadapi kasus ini, Erick menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan perombakan besar-besaran terhadap manajemen PT Pertamina. Tujuannya adalah untuk memperbaiki layanan dan kinerja perusahaan yang kini terperosok dalam sorotan akibat dugaan kasus korupsi. Erick mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan konsolidasi dengan SKK Migas serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk merombak total Pertamina.
“Kita harus memberikan solusi. Seperti yang Pak Presiden selalu bilang, antara menteri ini berkomunikasi. Insya Allah, saya sama Pak Bahlil bisa memberikan solusi ini. Kita sama-sama petakan mana yang kita bisa lebih efisiensikan,” ujar Erick.
Erick juga merencanakan untuk melakukan penggabungan beberapa subholding di Pertamina sebagai bagian dari perombakan yang dimaksud. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menyatukan perusahaan-perusahaan terkait agar tidak ada lagi pertukaran penjualan antara kilang dan patra niaga.
“Kita akan review. Apakah ini mungkin ada satu atau dua perusahaan yang harus dimergerkan. Ini kan bagian dari improvisasi. Tetapi jika kita lihat kondisi keuangan Pertamina dulu dan sekarang, ada banyak perbedaan,” jelasnya.
Dengan rencana perombakan ini, Erick berharap dapat membawa Pertamina kembali ke jalur yang tepat dan memperbaiki kinerja perusahaan yang berdampak langsung pada sektor energi Indonesia. []
Redaksi03