JAKARTA – Kasus penjarahan rumah anggota DPR RI sekaligus artis Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, masih menyisakan cerita. Beberapa barang yang sempat hilang memang sudah mulai dikembalikan warga, namun sejumlah dokumen penting dan benda pribadi belum ditemukan.
Uya Kuya mengaku masih kehilangan barang berharga yang memiliki nilai sentimental tinggi. “Foto yang gede udah, tapi foto perkawinan saya belum,” ujar Uya saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur, Jumat (12/9/2025) malam. Ia menambahkan, “Ijazah saya belum.”
Meski sebagian barang sudah kembali, situasi tersebut belum sepenuhnya memulihkan kerugian yang dialami. Uya bahkan menyebut ada warga yang justru mengganti dengan barang baru. “Yang kembaliin malah ada yang beliin mangkok, ada yang kembaliin kasur,” tuturnya. Namun, hingga kini ia belum dapat memastikan jumlah kerugian akibat peristiwa itu. “Sampai sekarang saya juga belum ada laporan apa-apa, kalau ditanya kerugian apa juga belum ke rumah,” katanya.
Sejak insiden penjarahan, Uya sendiri mengaku belum sempat melihat langsung kondisi rumahnya. Aksi penjarahan itu terjadi pada Sabtu, 30 Agustus 2025, ketika sekelompok massa mendatangi rumahnya dan membawa kabur berbagai barang. Bahkan hewan peliharaannya pun sempat ikut diambil, meski kini sebagian sudah berhasil ditemukan kembali.
Peristiwa ini bermula dari meningkatnya kemarahan publik setelah sebuah video memperlihatkan Uya Kuya bersama Eko Patrio, yang juga anggota DPR, berjoget saat rapat tahunan DPR. Video tersebut tersebar luas di tengah sorotan publik terhadap besarnya tunjangan anggota dewan, termasuk tunjangan rumah Rp 50 juta per bulan dan tunjangan beras Rp 12 juta per bulan.
Sementara itu, kondisi masyarakat yang tengah menghadapi gelombang PHK dan tekanan ekonomi membuat peristiwa tersebut menuai respons keras. Pernyataan beberapa anggota DPR yang dianggap tidak sensitif semakin memicu ketegangan. Uya dan sejumlah artis sekaligus legislator akhirnya menjadi sasaran amarah sebagian warga.
Polisi menyatakan, aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung di depan Gedung DPR RI, Senayan, diduga menjadi pemicu meluasnya kemarahan hingga berujung pada penjarahan rumah pribadi milik Uya Kuya, Eko Patrio, serta Nafa Urbach.
Meski sebagian barang sudah kembali, hilangnya dokumen penting seperti ijazah dan foto pernikahan membuat Uya masih berharap ada warga yang mengembalikan. Kasus ini pun menjadi catatan serius bahwa aksi massa yang tidak terkendali bisa berdampak panjang, tidak hanya pada kerugian materiil, tetapi juga pada hilangnya benda bernilai sejarah dan pribadi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan