TARAKAN – Sebuah kebakaran hebat melanda pabrik pembekuan udang milik CV Baruna Sinar Abadi di Jembatan Bongkok, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat, pada Kamis (20/03/2025) sekitar pukul 00.00 WITA. Insiden ini tidak hanya menghanguskan sebagian besar bangunan pabrik, tetapi juga merembet ke satu unit kios sembako yang berada di sekitar lokasi kebakaran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kota Tarakan, Marthen Rombe, menyatakan bahwa dugaan sementara penyebab kebakaran adalah arus pendek listrik. “Titik api pertama kali muncul dari atas atap pabrik, sehingga kami menduga ini akibat arus pendek. Namun untuk kepastiannya, itu ranah kepolisian,” ujarnya. Proses penyelidikan lebih lanjut masih menunggu keterangan resmi dari pihak berwenang.
Upaya pemadaman melibatkan tiga unit mobil pemadam kebakaran, satu unit bantuan dari Pertamina, serta tiga unit kendaraan penyuplai air. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, proses pemadaman berlangsung cukup lama. Salah satu kendala utama yang dihadapi petugas adalah tumpukan kardus di dalam pabrik, yang menyulitkan aliran air untuk menyapu api. Selain itu, kerumunan warga yang memadati lokasi kebakaran juga menjadi hambatan, dengan kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan memperburuk keadaan. “Kardus-kardus itu harus digali dulu agar air bisa menyelinap masuk. Kalau disemprot dari atas saja, tidak efektif,” jelas Marthen. Ia juga mengimbau warga untuk lebih membuka akses jalan saat kejadian kebakaran agar proses pemadaman dapat berjalan lancar.
Tak hanya kebakaran, insiden ini juga memicu aksi penjarahan di kios sembako milik Nurlaila yang terdampak kebakaran. Nurlaila mengaku kehilangan banyak barang dagangannya, yang diduga dibawa oleh oknum warga yang memanfaatkan kekacauan. “Awalnya saya pikir mereka membantu, tapi ternyata barang yang diangkut jauh lebih banyak daripada yang diselamatkan,” kata Nurlaila.
Menurut Nurlaila, kerugian akibat kebakaran dan penjarahan diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, meskipun jumlah pasti masih belum dapat dipastikan. Baco, anggota keluarga Nurlaila, menambahkan bahwa kios tersebut beroperasi 24 jam dan selalu ramai. Saat kejadian, ia melihat banyak orang asing yang berlalu-lalang di dalam kios, meskipun ada beberapa yang ia kenal. “Kami sempat ingin melapor ke polisi, tapi karena tidak tahu siapa pelakunya, kami batalkan,” ujarnya.
Kebakaran ini telah menambah deretan insiden kebakaran di wilayah Tarakan, yang semakin mempertegas pentingnya kesadaran dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran di lingkungan sekitar. []
Redaksi03