TANAH LAUT – Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di jalur Pelaihari–Jorong, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan, Senin (20/10/2025) pagi. Kali ini, seorang pengendara sepeda motor berusia 49 tahun harus terlempar ke rumpun pisang di tepi jalan.
Kecelakaan tunggal tersebut menambah panjang daftar insiden di jalur padat yang selama ini dikenal rawan, namun minim perhatian. Tubuh korban ditemukan dalam posisi telungkup, dengan bagian pinggang hingga kaki tertutup dedaunan dan batang pisang.
Meski penyebab pasti belum disampaikan aparat berwenang, publik mulai mempertanyakan kondisi jalan raya Pelaihari–Jorong yang disebut licin dan kurang rambu keselamatan. Beberapa pengguna jalan menilai, ruas itu sering menjadi lokasi kecelakaan tunggal karena tidak adanya pembatas jalan, marka yang jelas, serta kurangnya penerangan di beberapa titik.
Kecelakaan tersebut cepat menyebar di media sosial dan grup pesan singkat. Dalam unggahan warganet, terlihat foto SIM C atas nama korban, warga Kompleks Wengga, Kelurahan Pabahanan, Kecamatan Pelaihari. Beredar pula gambar sepeda motor sport jenis CBR merah yang tergeletak tak jauh dari lokasi tubuh korban ditemukan.
Kepala Desa Tampang, Suyanto, membenarkan bahwa kecelakaan itu terjadi di wilayah RT 4 Dusun 2. “Tubuh korban masuk pohon pisang, kalau dari arah Pelaihari di sebelah kiri jalan raya,” ujar Suyanto.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.30 WITA dan diduga merupakan kecelakaan tunggal. “Kabarnya korban mengalami luka berat. Tak lama setelah kejadian, korban dievakuasi ke rumah sakit di Kota Pelaihari untuk mendapatkan penanganan medis,” katanya.
Namun, di tengah maraknya kecelakaan tunggal di wilayah Tanah Laut, belum terlihat adanya tindakan nyata dari pihak berwenang untuk mengevaluasi faktor jalan maupun pengawasan lalu lintas. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, jalur tersebut sering disebut sebagai “jalur hitam” karena kerap memakan korban.
Pemerhati keselamatan jalan di Kalsel menilai, kecelakaan seperti ini tidak bisa terus dianggap sebagai kesalahan pengendara semata. Perlu ada audit keselamatan jalan dan pembenahan sistem peringatan dini, termasuk pemasangan rambu di tikungan rawan dan pengecekan rutin kondisi permukaan aspal.
Tanpa evaluasi serius, tragedi serupa akan terus berulang di jalan raya Tanah Laut menjadi pengingat getir bahwa keselamatan seringkali baru diperhatikan setelah korban jatuh. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan