Kelompok Ajaran Menyimpang di Papua Dibubarkan Warga Setelah Viral di Medsos

JAYAPURA – Sebuah kelompok ajaran menyimpang yang mempraktikkan ritual ibadah tidak lazim akhirnya dibubarkan warga di Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua. Kelompok tersebut menjadi sorotan setelah sejumlah video dan foto kegiatan mereka beredar luas di media sosial beberapa hari terakhir.

Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay membenarkan adanya praktik ajaran menyimpang tersebut. “Peristiwa itu terjadi di wilayah hukum kami, namun kelompok tersebut sudah dibubarkan oleh warga setempat,” kata Umar saat dikonfirmasi.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat seorang pria bernama Franky Monim (FM) dengan rambut gimbal panjang dan jenggot tebal mengaku sebagai Tuhan. Dia mengklaim mampu menyembuhkan penyakit dan menjamin pengikutnya masuk surga. Yang lebih mengejutkan, ritual ibadah mereka dilakukan dalam keadaan tanpa busana, disertai praktik hubungan intim antarpengikut meski bukan pasangan suami istri.

“Yang jelas cara ibadahnya berbeda dari agama pada umumnya. Ibadah dilakukan pada malam hari tanpa penerangan, dan setelah ibadah bisa berhubungan badan meskipun itu bukan pasangan suami istri. Semua yang hadir bisa bertukar pasangan atau bebas memilih pasangan,” jelas Kapolres Umar.

Lebih lanjut dikatakan, jika ada perempuan pengikut yang hamil, anak yang lahir akan disebut sebagai “roh Kudus”. Kelompok ini diketahui telah membangun pondok ibadah di belakang SMAN 1 Nimboran sejak tiga bulan lalu.

Aksi pembubaran terjadi pada 5-6 Mei 2025 ketika warga dari Kampung Pobaim mengetahui keberadaan kelompok tersebut. “Setelah pengecekan warga dan terbukti ada praktik ajaran menyimpang, mereka langsung diusir. Pendirinya FM dan sekitar 20 pengikutnya melarikan diri ke Sorong,” ujar Umar.

Kapolres mengaku telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kami berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kelompok-kelompok yang mengganggu stabilitas sosial akan ditindak sesuai hukum,” tegasnya.

Masyarakat diminta segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka. “Kami menghimbau warga untuk tidak mengambil tindakan sendiri, tetapi segera berkoordinasi dengan aparat,” pungkas Kapolres.

Kejadian ini memicu diskusi publik tentang pentingnya pengawasan terhadap aliran-aliran kepercayaan baru. Pihak berwajib terus memantau pergerakan kelompok tersebut yang diduga telah menyebar ke wilayah lain. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com