Kemarau Basah Hambat Panen, Pemprov Kalsel Siapkan Optimalisasi Lahan

BANJARBARU – Para petani di Kota Banjarbaru diminta bersabar hingga September 2025 dalam menghadapi kondisi kemarau basah yang masih berlangsung di Kalimantan Selatan dan diperkirakan berlanjut hingga Oktober mendatang.

Masa panen padi tahun ini memang sudah tiba, namun sebagian petani mengaku belum bisa melakukan panen secara merata. Kondisi tersebut dipengaruhi curah hujan yang masih tinggi sehingga sawah mereka tergenang air, ditambah serangan hama tikus yang memperburuk hasil panen.

Salah satu wilayah yang terdampak adalah lahan persawahan kelompok tani di Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Sejumlah petani menyebutkan tanaman padi mereka yang seharusnya siap dipanen justru terendam dan mengalami kerusakan.

Menanggapi keluhan itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) menyiapkan langkah antisipasi melalui program Optimalisasi Lahan (Oplah). Program tersebut dirancang untuk membantu petani menghadapi masa tanam dan panen baik pada musim kemarau maupun musim hujan.

Kepala DPKP Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, menjelaskan program Oplah akan mengatur tata kelola air di area persawahan. “Kalau musim kemarau kekurangan air, maka diambil dari sini (sungai kecil) lewat pipa. Dimana dalam program Oplah itu ada pengadaan pompa,” kata Syamsir, Kamis (28/8/2025).

Sebaliknya, lanjut dia, saat musim hujan pompa yang sama akan digunakan untuk mengeluarkan genangan air dari sawah agar tidak merusak tanaman. “Sekarang petaninya belum mengerti, tapi yang tahu nanti ketua kelompok tani yang mengurusi, itu sedang disusun,” jelasnya.

Menurut Syamsir, program Oplah akan dilengkapi pelaksana khusus, penanggung jawab, hingga petugas lapangan yang disebut Brigade Pangan. Mereka bertugas memberi penjelasan teknis sekaligus melakukan sosialisasi kepada petani.

Selain itu, ia meminta kesediaan petani agar lahan mereka dikeruk demi kepentingan tata kelola air. “Kalau hujan, galangan itu air bisa naik, makanya nanti dikeruk, ditinggikan, dan diatur tata kelola airnya. Petani biasanya tidak mau lahannya dikeruk. Kalau tidak mau, kita tidak bisa buat Oplah. Jadi harus saling menguntungkan, karena semuanya untuk petani,” tegasnya.

Syamsir memastikan program Oplah akan mulai diterapkan pada September tahun ini. “Tahun ini dilakukan di September ini, segera,” tutupnya. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com