Kemiskinan Banjarbaru Turun Tipis, 11 Ribu Warga Masih Terhimpit

BANJARBARU – Penurunan angka kemiskinan di Kota Banjarbaru sepanjang 2024 menjadi catatan positif bagi pemerintah daerah. Namun, capaian tersebut belum sepenuhnya menjawab persoalan mendasar, mengingat jumlah warga miskin di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan itu masih berada di atas 11 ribu jiwa. Fakta ini menunjukkan bahwa persoalan kemiskinan belum benar-benar terurai, melainkan baru bergeser secara statistik.

Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Banjarbaru, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 11.065 jiwa. Angka tersebut memang turun sekitar 0,13 persen dibandingkan tahun 2023. Pemerintah daerah mengaitkan penurunan ini dengan implementasi program percepatan penanggulangan kemiskinan yang digulirkan sepanjang tahun lalu.

Meski demikian, penurunan tipis tersebut dinilai belum cukup kuat untuk dijadikan indikator keberhasilan jangka panjang. Dinamika ekonomi, perubahan struktur pekerjaan, serta tekanan biaya hidup menjadi faktor yang membuat kondisi sosial masyarakat masih rentan terhadap peningkatan kemiskinan di masa mendatang.

Kepala Dinas Sosial Banjarbaru, Rokhyat Riyadi, mengakui bahwa tren penurunan kemiskinan belum sepenuhnya stabil. “Untuk 2025 kita belum bisa memastikan apakah akan ada peningkatan atau penurunan, karena data di akhir tahun masih berproses,” ujarnya, Sabtu (20/12/2025).

Menurut Rokhyat, salah satu langkah strategis yang dijalankan pemerintah daerah adalah program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Program ini menyasar kelompok masyarakat paling rentan dengan basis data lintas sektor. Berdasarkan catatan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), sekitar 77 ribu jiwa masuk dalam kelompok sasaran program tersebut sepanjang 2024.

Jumlah sasaran yang jauh lebih besar dibanding angka penduduk miskin menunjukkan bahwa garis kemiskinan di Banjarbaru bersifat dinamis. Banyak warga yang meski tidak tercatat sebagai miskin, namun berada di posisi rentan dan berpotensi jatuh ke jurang kemiskinan akibat guncangan ekonomi.

Pemerintah Kota Banjarbaru pun melanjutkan sejumlah program sosial sebagai upaya pencegahan, mulai dari perbaikan rumah tidak layak huni, layanan angkutan gratis bagi penyandang disabilitas, program sewa rumah, hingga Sekolah Rakyat. Program-program tersebut diharapkan tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Penurunan angka kemiskinan di Banjarbaru menjadi pengingat bahwa keberhasilan tidak cukup diukur dari statistik semata. Tantangan sesungguhnya terletak pada bagaimana kebijakan yang dijalankan mampu memberikan dampak nyata, menjaga daya beli warga, serta mencegah munculnya kelompok miskin baru di tengah ketidakpastian ekonomi. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com