PALANGKA RAYA – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2025 diwarnai insiden tak terduga. Puluhan peserta dari kontingen Palangka Raya mengalami gejala keracunan makanan, mulai dari mual, muntah berulang, hingga harus mendapat perawatan intensif di RS Betang Pambelum, Minggu (23/11/2025) siang.
Meski sempat menimbulkan kepanikan, panitia memastikan penyedia makanan untuk peserta telah memenuhi syarat dan bekerja sesuai standar. Ketua Panitia Pesparani Kalteng, Sutoyo, turun langsung menelusuri proses penyajian makanan setelah insiden mencuat.
“Saya sudah tanyakan semuanya, prosesnya, siapa yang mengantar, hingga tempat penyajiannya. Menurut saya semua sudah memenuhi syarat,” ungkap Sutoyo seusai menjenguk korban di RS Betang Pambelum.
Pesparani Kalteng melibatkan 11 kontingen, dengan vendor katering berbeda untuk masing-masing daerah. Perbedaan vendor ini mempercepat panitia melakukan penelusuran. Hasil awal menunjukkan, hanya kontingen Palangka Raya yang terdampak.
Sutoyo menyebut, dugaan awal mengarah pada nasi uduk yang dibagikan pagi hari namun baru dikonsumsi peserta menjelang siang usai Ibadah Misa. “Namanya musibah, saya tidak tahu seperti apa, ada kesalahan teknis apa, biar pihak berwenang untuk menindaklanjuti,” ujarnya.
Ia juga menepis dugaan adanya unsur kesengajaan, menekankan bahwa penyedia katering bekerja secara profesional. “Jadi kita yakin dan percaya tidak ada pihak manapun yang sengaja melakukan ini,” katanya. “Apalagi pemilik catering sudah berumur, saya yakin tidak ada punya niat apapun untuk menyakiti orang lain.”
Total 38 peserta dilarikan ke RS dengan keluhan mual dan muntah, dan 14 di antaranya harus dirawat inap. Korban meliputi anak-anak hingga peserta dewasa. Salah satu orang tua korban, Rusriendi, menceritakan putranya muntah hingga 8 kali sebelum mendapat pertolongan.
“Sekitar 10.30 WIB kejadiannya, setelah itu dia muntah-muntah dan akhirnya harus dirawat,” ungkapnya.
Meski sempat diwarnai kepanikan, penanganan cepat panitia mendapat apresiasi orang tua peserta. Pemerintah Provinsi Kalteng juga bertindak cepat. Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, memastikan seluruh biaya pengobatan akan ditanggung Pemprov.
“Kita doakan yang terbaik lah, siapa sih yang mau musibah seperti ini,” ujarnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan