PYONGYANG – Adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, yakni Kim Yo-jong, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Korea Selatan (Korsel). Ia menolak tawaran perdamaian dari Presiden Korsel, Lee Jae-myung, dengan menyebut ajakan itu sebagai delusi. Kim Yo-jong juga menegaskan bahwa Korsel tidak bisa dianggap sebagai mitra diplomatik bagi Korut.
Kantor berita KCNA pada Rabu (20/08/2025) memberitakan bahwa sehari sebelumnya Kim Yo-jong memimpin rapat bersama pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korut. Dalam forum itu, ia menyampaikan arahan kebijakan luar negeri yang bersumber dari pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un.
Dalam pertemuan tersebut, Kim Yo-jong menilai langkah Presiden Lee tidak lebih dari upaya putus asa untuk menampilkan citra baru dalam memperbaiki hubungan antar-Korea. “Sekeras apa pun Korsel mencoba menutupi niat konfrontatif dengan kedok perdamaian, kebenaran tidak bisa disembunyikan,” ujar Kim Yo-jong.
Ia juga menekankan bahwa baik pemerintahan konservatif maupun Partai Demokrat Korea (DP) yang kini berkuasa, tidak pernah mengubah sikap konfrontatif terhadap Korut. “Karena itu, Presiden Lee bukanlah sosok yang akan mengubah jalannya sejarah,” ucapnya lagi.
Kim Yo-jong bahkan menegaskan Korsel tidak akan memiliki peran sekecil apa pun dalam panggung diplomasi kawasan yang disebut berada di bawah kendali Korut.
Pernyataan itu muncul hanya sehari setelah Presiden Lee meminta kementerian terkait di Seoul untuk menyiapkan langkah implementasi bertahap atas perjanjian antar-Korea yang pernah disepakati, sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi.
Di sisi lain, isu nuklir Korut kembali mencuat setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan temuan bangunan baru yang diduga fasilitas pengayaan uranium di Kompleks Nuklir Yongbyon. Harian Jepang Yomiuri Shimbun edisi Rabu mengutip laporan IAEA yang dirilis Senin (18/08), menyebut pembangunan fasilitas itu berlangsung sejak Desember tahun lalu dan rampung pada Mei tahun ini.
“Fasilitas tersebut tampak mirip dengan fasilitas pengayaan uranium Korut di Kangson, dekat Pyongyang,” ungkap IAEA.
Lembaga internasional itu memperingatkan bahwa Korut bisa memperluas kemampuan pengayaan uraniumnya lewat fasilitas baru tersebut. IAEA menyatakan keprihatinan serius dan menegaskan bakal terus melakukan pemantauan serta verifikasi atas aktivitas nuklir Korut.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan