COSTA NAVARINO – Kirsty Coventry, mantan perenang asal Zimbabwe, mencatatkan sejarah olahraga dengan terpilih sebagai Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Kamis (20/03/2025). Ia menjadi perempuan pertama dan orang pertama dari Afrika yang menduduki jabatan bergengsi ini, menggantikan Thomas Bach yang akan mengakhiri masa jabatannya.
Coventry meraih kemenangan dalam pemilihan dengan memperoleh 49 suara dari 97 suara yang tersedia, mengalahkan pesaingnya, Juan Antonio Samaranch Junior yang hanya memperoleh 28 suara, serta Ketua World Athletics, Sebastian Coe, yang mengumpulkan 8 suara. Pemilihan ini dilakukan dalam satu putaran pemungutan suara saja, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap mantan perenang dunia ini.
Usai terpilih, Coventry mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya. “Ketika saya masih kecil, saya tidak pernah membayangkan bisa berdiri di sini, untuk berkontribusi kepada gerakan luar biasa ini,” kata Coventry, yang berusia 41 tahun. Ia berjanji akan memimpin IOC dengan penuh tanggung jawab, menegakkan nilai-nilai Olimpiade, dan membanggakan semua pihak yang mempercayainya.
Coventry menjadi presiden termuda dalam sejarah IOC setelah Pierre de Coubertin, sang pendiri Olimpiade Modern. Sebagai perenang yang telah mencatatkan prestasi gemilang, Coventry menjadi atlet Olimpiade perempuan Afrika paling sukses sepanjang masa, dengan dua medali emas, empat perak, dan satu perunggu. Ia juga telah berlomba di lima Olimpiade, memecahkan berbagai rekor dunia, dan diakui sebagai salah satu perenang terhebat.
Kirsty Coventry juga dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan hak-hak atlet, dan sejak 2013 ia aktif di Komisi Atlet IOC. Terbaru, ia menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif IOC.
Dengan terpilihnya Coventry, muncul harapan bahwa Olimpiade Musim Panas suatu saat akan diselenggarakan di Afrika, meskipun ia menekankan perlunya kerjasama yang erat dengan negara-negara yang tertarik menjadi tuan rumah. Sebagai Menteri Olahraga Zimbabwe sejak 2018, ia menyadari betul tantangan politik yang dihadapi.
Coventry juga dikenal dengan komitmennya terhadap kesetaraan gender. Sebagai seorang ibu dan politisi, ia bertekad untuk memecahkan batasan-batasan gender, agar perempuan dapat memimpin dan mencapai impian mereka tanpa hambatan. “Saya sangat bersemangat untuk memimpin gerakan ini dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tuturnya.
Coventry resmi akan menjabat sebagai Presiden IOC pada 24 Juni 2025, setelah masa jabatan Thomas Bach berakhir. []
Redaksi03