SEMARANG– Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bedono, Demak, terpaksa menjalani kegiatan belajar mengajar di bawah kolong bangunan gedung sekolah tanpa fasilitas meja dan kursi yang memadai. Kejadian ini bermula akibat tindakan dari pihak kontraktor yang mengunci gedung sekolah sehingga siswa tidak dapat mengakses ruang kelas seperti biasanya.
Menurut informasi yang dihimpun, proses belajar mengajar yang seharusnya berlangsung di dalam ruang kelas kini berpindah ke area yang kurang layak. Di bawah kolong gedung, para siswa SDN Bedono ini terpaksa duduk di lantai, melaksanakan pelajaran tanpa meja atau kursi. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi para siswa yang seharusnya dapat belajar dengan lebih baik di ruang kelas yang sesuai standar.
Tindakan kontraktor yang mengunci gedung sekolah ini terkait dengan persoalan administratif antara pihak sekolah dan kontraktor yang bertanggung jawab atas perbaikan gedung tersebut. Namun, akibat penguncian ini, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut menjadi terganggu. Padahal, para siswa seharusnya bisa menikmati fasilitas sekolah yang lebih baik.
Kepala SDN Bedono, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya untuk mencari solusi terkait masalah ini, namun sejauh ini belum ada titik terang. “Kami sudah mencoba berkomunikasi dengan kontraktor, tetapi sampai sekarang belum ada jalan keluar. Sementara itu, siswa harus tetap mengikuti pelajaran meskipun dalam kondisi yang tidak ideal,” ujarnya.
Pihak sekolah juga sudah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pendidikan setempat untuk segera ditindaklanjuti. Dinas Pendidikan Demak juga telah berencana untuk turun tangan dan melakukan mediasi dengan kontraktor terkait agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar kembali.
Kondisi ini memprihatinkan, mengingat fasilitas pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap siswa untuk memperoleh pendidikan yang layak. Tanpa adanya meja dan kursi, para siswa harus belajar dalam kondisi yang sangat tidak nyaman dan bisa berisiko bagi kesehatan mereka. Sebagian besar siswa mengeluh karena harus duduk di lantai yang kotor dan sempit, serta terpapar debu dan panas yang cukup mengganggu konsentrasi mereka saat belajar.
Selain itu, beberapa orang tua siswa mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kelangsungan proses belajar yang tidak maksimal. Mereka berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan cara yang baik demi kepentingan anak-anak mereka. “Kami sangat khawatir dengan kondisi ini. Anak-anak kami berhak mendapatkan tempat yang layak untuk belajar. Semoga masalah ini bisa segera diselesaikan,” ujar salah satu orang tua siswa.
Sementara itu, pihak kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek perbaikan gedung sekolah tersebut belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait penguncian gedung. Namun, masyarakat berharap agar persoalan ini segera menemukan solusi yang tepat agar siswa dapat kembali belajar dengan tenang dan nyaman di ruang kelas yang layak.[]
Redaksi12