TEHERAN – Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat tajam setelah Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan serangan drone dan rudal yang menghantam berbagai fasilitas strategis di wilayah Israel. Serangan ini menargetkan pusat produksi bahan bakar pesawat tempur serta jaringan pasokan energi penting Israel.
Pernyataan resmi IRGC, yang dikutip dari laporan Aljazeera, menyatakan bahwa aksi ini adalah balasan atas apa yang mereka sebut sebagai agresi dan kejahatan yang dilakukan Israel terhadap kepentingan Iran. “Operasi ofensif pasukan bersenjata IRGC akan dilanjutkan dengan lebih intensif dan luas jika kejahatan dan agresi terus berlanjut,” demikian pernyataan IRGC, Minggu (15/06/2025).
Sebagai dampak langsung serangan tersebut, wilayah Galilea Barat di Israel utara mengalami kerusakan signifikan. Di kota Tamra, sebuah rudal menyebabkan kehancuran pada gedung empat lantai, menewaskan seorang perempuan berusia 20-an tahun dan melukai 13 lainnya. Tim penyelamat dikerahkan untuk mencari korban yang masih tertimbun reruntuhan.
Selain itu, lima orang juga dilaporkan terluka akibat serangan roket di wilayah sekitar Haifa, masih di Israel bagian utara. Sementara itu, Radio Militer Israel melaporkan bahwa sistem peringatan dini di kota Eilat, selatan Israel, diaktifkan karena dugaan penyusupan pesawat tak dikenal.
Israel segera merespons serangan tersebut dengan meluncurkan rudal ke wilayah barat laut Teheran, menargetkan depot minyak Shahran. Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan kobaran api besar dan asap tebal membubung tinggi, terlihat dari berbagai penjuru ibu kota Iran. Laporan lokal menyebutkan bahwa kebakaran meluas ke beberapa area lain di Teheran.
Serangkaian aksi saling serang antara dua negara tersebut kini menjadi perhatian dunia internasional. Para analis keamanan memperingatkan bahwa serangan terhadap infrastruktur energi dapat memperdalam krisis di kawasan dan berdampak pada stabilitas geopolitik yang lebih luas, mengingat pentingnya wilayah ini dalam rantai pasokan energi global.
Hingga kini, situasi masih sangat dinamis. Tidak hanya menimbulkan korban sipil dan kehancuran fisik, konflik ini juga memunculkan kekhawatiran bahwa eskalasi lebih lanjut bisa melibatkan negara-negara tetangga atau bahkan memicu intervensi internasional. [] Admin03