JAKARTA – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara sepihak melancarkan serangan ke sejumlah situs nuklir Iran terus menuai kritik tajam dari berbagai kalangan di Kongres. Langkah tersebut dinilai mengabaikan proses konstitusional, memicu ketegangan baru, dan berpotensi menyeret Amerika Serikat (AS) ke dalam konflik yang lebih luas.
Laporan The New York Times mengungkapkan bahwa baik anggota Partai Demokrat maupun Partai Republik sama-sama kecewa karena Trump tidak lebih dahulu berkonsultasi dengan Kongres sebelum menginstruksikan serangan tersebut. “Tindakannya jelas merupakan pelanggaran terhadap Konstitusi, karena mengabaikan ketentuan bahwa hanya Kongres yang punya otoritas untuk mendeklarasikan perang,” tegas Senator Chris Van Hollen dari Maryland.
Senator Tim Kaine dari Virginia bahkan memperingatkan bahaya tindakan sepihak Trump yang berpotensi memperbesar eskalasi militer dengan Iran. “Apakah kami akan menganggapnya perang jika Iran menyerang fasilitas nuklir AS? Tentu saja,” ujarnya kepada CBS News.
Kaine menilai AS kini terjebak dalam konflik yang dipicu oleh keputusan impulsif Trump tanpa adanya ancaman langsung bagi keamanan nasional. “Inilah cara AS terlibat ke dalam perang atas desakan Donald Trump, tanpa adanya kepentingan keamanan nasional yang mendesak bagi AS untuk bertindak demikian, khususnya tanpa debat dan pemungutan suara di Kongres,” kata Kaine.
Anggota Kongres Partai Republik, Thomas Massie, juga menyuarakan pandangan serupa. Menurutnya, serangan ke fasilitas nuklir Iran seharusnya memerlukan persetujuan resmi Kongres, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kekuasaan Perang 1973. “Tak ada ancaman mendesak terhadap AS yang dapat membenarkan langkah ini,” ujar Massie.
Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez bahkan melangkah lebih jauh dengan menyerukan pemakzulan terhadap Trump karena dinilai bertindak melampaui kewenangan.
Di sisi lain, Trump membela tindakannya, mengklaim bahwa serangan ke situs nuklir di Isfahan, Natanz, dan Fordow berhasil menghancurkan salah satu fasilitas utama Iran di Fordow, yang berlokasi di bawah pegunungan. “Jika tidak, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” ancam Trump, seraya mendesak Iran segera menghentikan perang dengan Israel.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa AS telah melakukan kesalahan besar dan akan menerima balasan setimpal. “Amerika harus menerima balasan atas agresinya,” ujar Pezeshkian saat berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi segera bertolak ke Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin, guna membahas dampak serangan AS tersebut. []
Admin 02
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan