KEPULAUAN RIAU – Polemik mengenai aksi tidak sportif dalam dunia bulu tangkis kembali mencuat setelah insiden kontroversial yang terjadi dalam ajang Sirkuit Nasional (Sirnas) B Kepulauan Riau-Batam 2025. Aksi salah satu peserta yang terekam meremas kok sebelum servis dalam pertandingan nomor tunggal putra menjadi sorotan dan menuai kritik luas dari publik serta para pemerhati olahraga tepok bulu tanah air.
Ketua Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI), Kurniadi, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan menilai perlu adanya regulasi tambahan dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) guna mencegah insiden serupa terjadi kembali.
“Meremas kok sudah terjadi dari waktu ke waktu. Ini tentu kita sepakat sebagai perbuatan tidak sportif yang tidak ada dalam sistem pembinaan bulu tangkis nasional,” ujar Kurniadi dalam pernyataannya, Senin (21/04/2025).
Aksi yang memicu kontroversi tersebut melibatkan pemain muda dari klub PB Exist. Dalam video yang viral di media sosial pada Minggu (20/04/2025), terlihat seorang atlet berseragam kuning dari PB Exist, usai mencapai match point dengan skor 20-19, mengganti kok lalu meremasnya sebelum melakukan servis. Pengembalian lawannya pun gagal dan keluar lapangan, mengakhiri pertandingan dengan kemenangan pemain PB Exist.
Kurniadi menilai celah ini muncul akibat belum adanya regulasi spesifik dari PBSI terkait tindakan semacam itu. “Pelakunya tidak akan terkena sanksi selama pemain lawan yang dirugikan memprotes dan tidak ada aturan dasar dari PBSI untuk membekali wasit yang memimpin bersikap,” katanya. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya PBSI merumuskan aturan tertulis, termasuk mekanisme pemberian sanksi jika tindakan manipulatif terhadap kok terbukti dilakukan.
Menanggapi polemik tersebut, PB Exist mengeluarkan pernyataan resmi dan menyatakan tidak mentoleransi segala bentuk kecurangan. “Exist Badminton Club tidak mentolerir segala bentuk kecurangan dan menjunjung tinggi sikap sportivitas dalam setiap pertandingan di mana pun,” demikian isi klarifikasi klub.
PB Exist juga menyebut telah memberikan teguran keras kepada atlet bersangkutan dan menjatuhkan sanksi internal, termasuk melarangnya menang di pertandingan semifinal Sirnas B sebelum video viral tersebut muncul. “Kami telah memberikan teguran keras serta sanksi internal untuk meningkatkan disiplin dan mental juara dari atlet binaan,” tegas pernyataan tersebut.
Polemik ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh elemen dunia bulu tangkis Indonesia untuk lebih menjunjung tinggi sportivitas. MPBI berharap PBSI segera merespons dengan kebijakan yang dapat menutup celah kecurangan serupa di masa mendatang, demi menjaga integritas dan fair play dalam olahraga ini. []
Redaksi03