Korea Utara Kirim 30 Ribu Pasukan Bantu Rusia di Ukraina

PYONGYANG – Analisis terbaru dari Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR) mengindikasikan bahwa Korea Utara (Korut) akan meningkatkan keterlibatan militernya dalam konflik Ukraina. Menurut laporan yang dikutip harian Inggris The Times pada Senin (14/07/2025), Korut berencana mengirim tambahan 30 ribu personel militer ke wilayah Russia dalam beberapa bulan mendatang, sekaligus mengikuti latihan gabungan bersama pasukan Russia dan Belarusia.

Informasi tersebut berasal dari dokumen internal HUR yang menyebut bahwa kemampuan militer Korut, baik konvensional maupun nuklir, dinilai cukup kuat dalam mendukung operasi militer lintas batas. Dalam catatan HUR, sebanyak 9.500 tentara khusus Korut telah lebih dahulu dikerahkan ke wilayah Kursk. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 4.000 di antaranya dilaporkan gugur atau terluka dalam pertempuran. Meski demikian, pasukan Korut dinilai cepat beradaptasi dengan kondisi medan, termasuk teknik penghindaran dari drone hingga pemanfaatan teknologi taktis.

“Pasukan tambahan Korut tersebut akan mengikuti latihan militer gabungan antara Russia dan Belarusia, Zapad 2025, yang digelar pada September mendatang,” tulis The Times.

Di sisi lain, hubungan militer antara Pyongyang dan Moskwa juga mencakup aspek logistik. Korut dikabarkan telah memasok sekitar 1,5 juta unit amunisi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, dengan dukungan finansial dari pihak Russia. Dukungan teknologi dari Moskwa juga disebutkan akan berdampak langsung terhadap peningkatan akurasi sistem misil balistik jarak pendek tipe KN-23 yang dimiliki Korut.

Kerja sama tersebut menurut HUR berpotensi menjadi pijakan bagi Pyongyang dalam memperluas modernisasi kekuatan militernya. Selain peningkatan pengalaman tempur prajurit, kerja sama ini juga mencakup transfer kemampuan produksi senjata, pengembangan program nuklir, hingga perbaikan sistem senjata mutakhir.

Laporan intelijen tersebut turut memperingatkan bahwa hubungan erat antara Russia dan Korut dapat memicu kekhawatiran baru di kawasan Asia Timur, terutama terhadap Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. “Penggunaan kekuatan militer Korut semakin membesar di masa depan karena AS, negara alinasi AS di Eropa dan Asia, tidak mengambil langkah keras terhadap pengiriman pasukan Korut ke Russia,” tulis The Times.

Sementara itu, kantor berita Yonhap melaporkan pada Minggu (13/07/2025) bahwa Korut secara konsisten memasok Russia dengan amunisi artileri kaliber 152 mm. Berdasarkan laporan Badan Intelijen Pertahanan (Defense Intelligence Agency/DIA) Korsel, setidaknya 12 juta peluru telah dikirim, dibawa dalam sekitar 28.000 kontainer.

“Jika dihitung dengan peluru 152mm, (jumlah peluru yang dipasok) diperkirakan telah melebihi 12 juta,” ungkap DIA yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Perkembangan terbaru juga menunjukkan bahwa setelah penandatanganan perjanjian kemitraan strategis antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Russia Vladimir Putin di Pyongyang pada Juni 2024, gelombang pengerahan personel militer semakin meningkat. Kepala Keamanan Russia, Sergei Shoigu, menyatakan bahwa Korut akan mengirim sekitar 6.000 personel, terdiri atas 1.000 insinyur tempur dan 5.000 pekerja konstruksi militer untuk membantu pembersihan ranjau serta rekonstruksi infrastruktur di wilayah Kursk, yang berbatasan langsung dengan Ukraina.

Pada April lalu, badan intelijen Korsel juga melaporkan bahwa Korut diperkirakan telah mengalami 4.700 korban dalam konflik di Ukraina, dengan 600 kematian yang telah dikonfirmasi.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com