PYONGYANG – Korea Utara menuding Amerika Serikat sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia akibat kebijakan hegemonik, sepihak, dan bernuansa militeristik. Tuduhan ini disampaikan oleh Menteri Keamanan Negara Korea Utara, Ri Chang Dae, dalam pertemuan tingkat tinggi pejabat keamanan dunia yang berlangsung di Moskow pada periode 27 hingga 29 Mei.
Pernyataan tersebut dimuat dalam laporan media milik pemerintah Korea Utara, yang menyoroti sikap keras negara itu terhadap dominasi dan intervensi luar negeri yang dinilai bertentangan dengan prinsip kedaulatan nasional. Dalam forum tersebut, Ri Chang Dae menegaskan bahwa Amerika Serikat terus memaksakan kekuatan dan kepentingannya sendiri, yang menurutnya bertolak belakang dengan aspirasi komunitas internasional.
“Kami tidak akan menoleransi sedikit pun tindakan permusuhan yang mengancam kedaulatan dan martabat negara serta kesejahteraan rakyat, tetapi kami akan merespons hal itu dengan perjuangan yang adil dan kekuatan yang besar,” katanya dalam pidato yang disampaikan di hadapan para peserta konferensi.
Pertemuan Internasional ke-13 Perwakilan Tingkat Tinggi tentang Masalah Keamanan tersebut digelar di Moskow dan dihadiri oleh sekitar 120 delegasi dari 100 negara dan organisasi internasional. Forum ini menjadi ajang pertukaran pandangan mengenai isu-isu keamanan global dan dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Dalam pidatonya, Ri Chang Dae menggambarkan situasi keamanan global saat ini dalam kondisi yang sangat rapuh. Ia menyebut dunia sedang menghadapi kehancuran sistemik dalam aspek stabilitas keamanan, ditandai oleh eskalasi ketegangan dan konflik di berbagai kawasan.
Ia menyatakan bahwa dunia tengah terjebak dalam “lingkaran setan konfrontasi dan konflik” yang terus berlangsung di berbagai penjuru dunia, menandakan ketidakmampuan komunitas internasional dalam mengatasi akar permasalahan struktural yang memicu ketegangan global.
Pernyataan dari Korea Utara ini kembali mencerminkan ketegangan yang masih tinggi antara negara itu dan Amerika Serikat, terutama terkait isu nuklir, sanksi internasional, dan kehadiran militer AS di wilayah Asia Timur. Korea Utara menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kedaulatan nasional dengan segala cara, sekaligus mengkritik keras pendekatan unilateralisme yang dinilai memperburuk stabilitas internasional. []
Redaksi11