Kotim Paling Rawan Karhutla, Kerugian Tembus Rp 37 Miliar

KOTAWARINGIN TIMUR – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi persoalan serius di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah, terutama menjelang puncak musim kemarau pada pertengahan 2025. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat bencana ini disebut-sebut menjadi yang paling besar di antara berbagai bencana alam lainnya di Indonesia.

Kawasan berhutan lebat dan tanah gambut menjadi titik rawan yang mudah terbakar, terutama saat cuaca kering ekstrem. Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tercatat sebagai wilayah dengan potensi risiko karhutla tertinggi di Kalteng.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim menyebutkan, kerugian ekonomi akibat karhutla tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 37,9 miliar, dengan luas ancaman kebakaran mencapai 1,34 juta hektare. “Potensi dampak karhutla 2025 yang ada di Kotim merupakan yang tertinggi di Kalteng dengan bahaya 1,34 juta hektar lebih lahan terbakar,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Agus Mulyadi, Jumat (13/06/2025).

Sebagai pembanding, Kabupaten Seruyan berada di urutan kedua dengan ancaman kebakaran seluas lebih dari 1 juta hektare dan kerugian ekonomi sekitar Rp 21,2 miliar.

Agus menyatakan, langkah pencegahan harus menjadi prioritas agar kerugian tidak terus berulang dan semakin membebani berbagai sektor penting. “Ini menunjukkan urgensi untuk langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan secara efektif dan berkelanjutan,” bebernya.

Dampak karhutla tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan akibat kabut asap yang ditimbulkan. Gangguan tersebut meluas hingga ke sektor transportasi dan sosial, menambah kompleksitas dampak yang harus ditanggulangi.

Berdasarkan data BPBD, kerusakan lingkungan akibat karhutla di Kotim tahun ini diperkirakan mencapai 100.063 hektare. Agus menyebutkan bahwa ancaman ini semakin nyata dengan masuknya wilayah tersebut ke musim kemarau, sebagaimana diperkirakan oleh BMKG pada akhir Juni 2025.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. “Dalam setiap kejadian perlu ada penanganan dan aksi nyata agar dampaknya bisa diminimalisir bahkan dihilangkan,” tegasnya.

Berikut adalah daftar 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah yang memiliki potensi karhutla tertinggi:

  1. Kotawaringin Timur: Bahaya 1.342.010 ha, kerugian Rp 37,9 miliar, kerusakan lingkungan 100.063 ha

  2. Seruyan: Bahaya 1.040.384 ha, kerugian Rp 21,2 miliar, kerusakan 49.092 ha

  3. Katingan: Bahaya 984.504 ha, kerugian Rp 9,8 miliar, kerusakan 274.755 ha

  4. Kapuas: Bahaya 971.298 ha, kerugian Rp 32,8 miliar, kerusakan 100.139 ha

  5. Kotawaringin Barat: Bahaya 955.709 ha, kerugian Rp 31,5 miliar, kerusakan 134.639 ha

  6. Pulang Pisau: Bahaya 855.847 ha, kerugian Rp 19,7 miliar, kerusakan 139.333 ha

  7. Barito Selatan: Bahaya 757.058 ha, kerugian Rp 6,9 miliar, kerusakan 87.413 ha

  8. Gunung Mas: Bahaya 458.471 ha, kerugian Rp 4,6 miliar, kerusakan 26.986 ha

  9. Barito Utara: Bahaya 384.538 ha, kerugian Rp 5,2 miliar, kerusakan 59.027 ha

  10. Sukamara: Bahaya 367.086 ha, kerugian Rp 8,3 miliar, kerusakan 19.993 ha

  11. Barito Timur: Bahaya 349.131 ha, kerugian Rp 7,6 miliar, kerusakan 26.986 ha

  12. Lamandau: Bahaya 257.713 ha, kerugian Rp 7,2 miliar, kerusakan 17.920 ha

  13. Palangka Raya: Bahaya 219.366 ha, kerugian Rp 4,3 miliar, kerusakan 63.002 ha

  14. Murung Raya: Bahaya 203.632 ha, kerugian Rp 2,4 miliar, kerusakan 21.415 ha

Langkah kolektif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi sangat penting dalam menekan potensi kerugian. Pencegahan dini akan selalu lebih baik daripada penanggulangan pascakebakaran. [] Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X