NUNUKAN – Banjir besar kembali melanda wilayah Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Selasa (08/04/2025) sore hingga Kamis (10/04/2025). Luapan Sungai Budai menjadi penyebab utama genangan yang menenggelamkan delapan desa sekaligus serta merusak berbagai fasilitas umum, termasuk jembatan alternatif yang baru saja dibangun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Arief Budiman, melalui Kepala Subbidang Informasi, Basir, menjelaskan bahwa curah hujan ekstrem telah memicu meluapnya Sungai Budai di wilayah Desa Long Budung. Air sungai yang melimpah kemudian merembet ke desa-desa sekitar, menimbulkan banjir yang cukup besar.
“Air sungai meluap cukup deras dan menyebabkan banjir di 8 desa, yakni Long Budung, Long Pupung, Liang Lunuk, Pa Dalan, Pa Urang, Long Pasia, Pa Tera, dan Pa Sing,” kata Basir, Jumat (11/04/2025).
Tak hanya menenggelamkan jalan utama menuju Krayan Tengah, banjir ini juga merendam lahan persawahan warga, menghanyutkan pematang sawah, serta menggenangi kandang ternak dan kolam ikan milik masyarakat. Yang lebih memprihatinkan, jembatan alternatif yang baru dibangun pada Maret 2025 turut rusak diterjang derasnya arus sungai. Beberapa material atap jembatan bahkan terbawa hanyut.
“Siswa SMAN 1 Krayan Selatan tidak bisa ke sekolah karena jalan tidak bisa dilalui. Begitu juga dengan warga yang hendak menuju sawah,” ujar Basir.
Pemerintah kecamatan, pihak desa, aparat kepolisian, dan masyarakat sekitar pun bergerak cepat dengan melakukan kerja bakti membersihkan sisa-sisa material serta memindahkan puing ke lokasi yang lebih aman.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengungkapkan bahwa meski kondisi air perlahan mulai surut, potensi banjir susulan masih membayangi karena curah hujan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Meski sudah mulai surut, tapi hujan belum berhenti. Kami khawatir banjir susulan kembali terjadi. Jembatan alternatif yang tadinya dipilih di lokasi yang dianggap aman pun tak luput dari terjangan banjir,” ucap Oktavianus.
Hingga saat ini, BPBD Nunukan masih terus melakukan pendataan terkait jumlah kerusakan serta warga terdampak. Pemerintah daerah pun meminta masyarakat tetap siaga dan menghindari daerah-daerah yang rawan bencana. []
Redaksi03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan