Kunjungan Menteri LHK ke Mempawah Disambut Antusias, Desa Peniraman Jadi Percontohan Pengelolaan Gambut

MEMPAWAH – Camat Sungai Pinyuh, Ibrahim Mahras, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program penanganan lahan gambut di wilayahnya. Ia menilai, pelibatan masyarakat dalam kegiatan produktif dan edukatif menjadi salah satu kekuatan utama dari program tersebut dalam menjaga kelestarian ekosistem gambut.

Ungkapan tersebut disampaikan Ibrahim saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, ke Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah. Desa Peniraman diketahui telah ditetapkan sebagai Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG), yang menjadi percontohan pengelolaan lahan gambut berbasis masyarakat.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Menteri Lingkungan Hidup yang telah berkunjung langsung ke Desa Peniraman. Ini bentuk perhatian dan kepedulian yang sangat penting bagi masyarakat dalam pengembangan program penanganan lahan gambut di Desa Peniraman,” kata Ibrahim.

Menurutnya, koordinasi lintas tingkat pemerintahan telah berjalan dengan baik, mulai dari kecamatan hingga desa. Ia memastikan bahwa penanganan gambut tidak hanya terfokus di Desa Peniraman, melainkan juga menyasar desa lain di Kecamatan Sungai Pinyuh yang memiliki karakteristik lahan serupa.

“Kami dari kecamatan diminta langsung oleh Menteri untuk membina, mengedukasi, serta menjaga ekologi gambut. Artinya, kita memberikan pemahaman secara langsung kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lahan gambut agar tetap lestari,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa desa-desa di wilayahnya telah diarahkan untuk membentuk kelompok tani. Kelompok tersebut bertugas mengelola lahan secara berkelanjutan, termasuk merawat kanal dan sistem irigasi sederhana. Beberapa desa, imbuhnya, mulai membudidayakan komoditas petai dan nanas sebagai alternatif penghasilan.

“Kami berharap program ini menjadi motivasi agar gambut tetap dipertahankan dan kebakaran lahan bisa dicegah. Alhamdulillah, dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran lahan,” pendapatnya.

Ibrahim menegaskan, program yang dijalankan ini memiliki dua tujuan utama: mendorong masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, dan menggantinya dengan kegiatan yang memberi manfaat ekonomi sekaligus mendukung pemulihan gambut.

“Sebagai gantinya, masyarakat dilibatkan dalam kegiatan yang bermanfaat dan bernilai ekonomis guna mendukung pemulihan ekosistem gambut serta meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.

Melalui program ini, pendekatan edukatif dan partisipatif terus dikedepankan. Tujuannya adalah membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya peran ekosistem gambut dalam menjaga keseimbangan alam. “Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, kami ingin mengubah perilaku masyarakat agar lebih ramah terhadap lingkungan, khususnya terhadap ekosistem gambut yang sangat penting bagi keseimbangan alam,” pungkasnya. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X