SAMARINDA – Pembangunan gedung baru SDN 001 Samarinda Ilir di Jalan Jelawat, Kelurahan Sungai Dama, hingga kini belum bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Kepala Sekolah SDN 001 Samarinda Ilir, Linda Imelda Sihotang, mengungkapkan kekecewaannya karena bangunan yang seharusnya menjadi tambahan ruang belajar itu belum diserahkan secara resmi oleh pihak kontraktor. Akibatnya, proses belajar-mengajar belum dapat dilaksanakan di ruang baru tersebut.
Selain belum diserahterimakan, pihak sekolah juga menemukan sejumlah masalah teknis yang cukup mengganggu, terutama pada ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Menurut Linda, desain ruang UKS pada gedung baru tersebut tidak sesuai dengan rencana awal. “UKS awalnya di lantai satu dan sudah lengkap dengan wastafel serta toilet. Tapi pada bangunan baru ini dipindah ke lantai dua dan ada kebocoran dari wastafel serta toiletnya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/10/2025).
Linda menambahkan, kondisi tersebut menyebabkan lantai di sekitar wastafel menjadi basah dan berpotensi membahayakan keselamatan siswa. Ia juga mengungkapkan adanya kesalahan teknis lain pada pipa pembuangan air dari atap (dak) bangunan yang justru mengalir ke area halaman sekolah, bukan ke saluran pembuangan utama. “Kami tidak dilibatkan dalam perencanaan. Setelah bangunan selesai, baru kami tahu ada kebocoran dari pipa atas dan pipa pembuangan air yang mengarah ke halaman sekolah,” jelasnya.
Masalah tersebut dinilai terjadi akibat kurangnya koordinasi antara pihak kontraktor dan sekolah selama proses pembangunan. Linda menilai, jika pihak sekolah dilibatkan sejak awal, banyak kesalahan teknis yang bisa dihindari. Meski demikian, ia tetap menyampaikan apresiasi terhadap keberadaan gedung baru tersebut karena dapat menambah ruang belajar bagi siswa.
“Gedung dua lantai ini sebenarnya sangat dibutuhkan karena jumlah siswa terus bertambah, sementara ruang kelas lama sudah tidak mencukupi,” ungkap Linda.

Namun, ia berharap pihak kontraktor segera memperbaiki beberapa bagian yang rusak akibat proyek pembangunan, seperti pagar dan halaman sekolah yang terimbas alat berat. “Kami berharap kontraktor dapat melanjutkan perbaikan lapangan sekolah dan pagar yang rusak akibat terkena alat berat saat pengerjaan, dan Dinas Pendidikan Samarinda bisa segera melengkapi ruang dengan meja dan kursi yang belum tersedia. Kalau semua sudah siap, tentu kami bisa lebih nyaman belajar,” tambahnya.
Saat ini SDN 001 Samarinda Ilir tengah berupaya meraih predikat Adiwiyata Nasional, sebuah penghargaan bagi sekolah yang menerapkan prinsip ramah lingkungan. Oleh karena itu, fasilitas seperti UKS dan sanitasi menjadi unsur penting dalam penilaian. Linda menegaskan, perbaikan menyeluruh pada bangunan baru sangat penting agar sekolahnya dapat memenuhi standar sekolah sehat dan berwawasan lingkungan. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan