Kutai Timur Belum Aman, Hujan Masih Jadi Ancaman

KUTAI TIMUR – Banjir yang sempat melumpuhkan aktivitas warga di sejumlah wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mulai menunjukkan tanda-tanda surut. Namun, kondisi tersebut belum sepenuhnya mengakhiri ancaman bencana. Di tengah meredanya genangan di sebagian besar kecamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur masih menetapkan status waspada menyusul potensi hujan susulan hingga akhir Desember 2025.

BPBD Kutai Timur mencatat, dari total 18 kecamatan, kini hanya dua kecamatan yang masih tergenang banjir, yakni Kecamatan Telen dan Kecamatan Kaubun. Sebelumnya, banjir dilaporkan melanda hingga lima kecamatan sejak 10 Desember 2025. Kondisi ini diketahui setelah BPBD melakukan pemantauan lapangan serta rapat koordinasi lintas instansi pada Jumat (12/12/2025).

“Dari 18 kecamatan di Kutai Timur, sebelumnya ada sekitar lima kecamatan terdampak banjir. Saat ini yang masih tergenang hanya dua kecamatan, yaitu Kecamatan Telen dan Kecamatan Kaubun,” ujar Kepala BPBD Kutai Timur, Sulastin, saat dikonfirmasi melalui telepon pada Sabtu (13/12/2025).

Di Kecamatan Telen, banjir masih menggenangi dua desa, yakni Desa Marah Haloq dan Desa Long Melah. Desa Marah Haloq tercatat sebagai wilayah terdampak paling parah karena berada di bantaran sungai serta jalur anak sungai yang rentan meluap ketika debit air meningkat.

“Desa Marah Haloq itu posisinya sangat dekat dengan sungai. Begitu debit air naik, rumah warga langsung terdampak. Saat ini air memang sudah turun perlahan, tetapi masih menggenangi sekitar 107 rumah,” kata Sulastin.

Ia menjelaskan, pada puncak banjir, ketinggian air di desa tersebut diperkirakan mencapai lebih dari satu meter dan sempat masuk ke dalam rumah warga. Sementara di Desa Long Melah, kondisi banjir dilaporkan berangsur surut dengan penurunan ketinggian air sekitar 40 hingga 50 sentimeter.

Sementara itu, kecamatan lain yang sebelumnya terdampak seperti Bengalon, Wahau, Kongbeng, Batu Ampar, dan Kaubun kini dilaporkan relatif aman setelah debit air menurun signifikan. Meski demikian, genangan masih ditemukan di beberapa titik tertentu, terutama pada ruas jalan dengan kontur rendah.

“Untuk Kecamatan Batu Ampar, banjir hanya tersisa di beberapa titik jalan. Itu pun karena kontur jalan yang menurun, sehingga air menggenang di bagian tertentu. Permukiman warga sudah aman,” ujar Sulastin.

Di Kecamatan Wahau, hanya satu desa yang sempat terdampak banjir, yakni Desa Jaq Luay. Saat ini, aktivitas masyarakat di wilayah tersebut telah kembali normal. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Kongbeng dan Bengalon yang dinyatakan aman seiring surutnya air.

Terkait penyebab banjir, Sulastin menegaskan bahwa curah hujan tinggi masih menjadi faktor utama. Namun, kondisi geografis dan sistem drainase yang kurang optimal turut memperparah dampak banjir di sejumlah wilayah.

“Di Bengalon misalnya, selain hujan deras, wilayahnya merupakan daerah rawa dan dataran rendah. Drainase juga kurang berfungsi karena adanya lumpur dan sampah. Kalau di Marahalo, penyebab utamanya karena berada di bantaran sungai,” jelasnya.

Sejak banjir terjadi, BPBD Kutai Timur telah mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi terdampak serta menyalurkan bantuan logistik berupa kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, susu, dan bahan pangan lainnya.

“Kami bekerja sama dengan pemerintah desa, kecamatan, TNI, relawan, dan perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah sekitar. Untuk logistik, kami pastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi,” kata Sulastin.

Selain bantuan logistik, BPBD juga menyiagakan perahu karet di hampir seluruh desa terdampak. Di Kecamatan Wahau, sembilan unit perahu karet disiagakan, sementara di Kecamatan Telen dan Batu Ampar, perahu karet telah didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing desa.

Meski kondisi banjir berangsur surut, BPBD Kutai Timur mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Intensitas hujan diperkirakan masih cukup tinggi hingga akhir Desember 2025, sehingga potensi banjir susulan masih mengintai, terutama di wilayah hulu dan hilir sungai.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan drainase. Penanggulangan bencana ini membutuhkan peran semua pihak,” tegas Sulastin.

BPBD Kutai Timur memastikan pemantauan kondisi banjir akan terus dilakukan secara berkala. Tim di lapangan tetap disiagakan guna mengantisipasi kemungkinan meningkatnya debit air akibat hujan susulan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com