SINGKAWANG – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam kawasan strategis di Kota Singkawang. Sejak Senin (09/06/2025), lahan di sekitar jalur menuju Bandara Singkawang, tepatnya di Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, dilaporkan terbakar dan terus meluas.
Informasi awal diterima dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Kelurahan Sedau, dan hingga Rabu (11/06/2025), tim gabungan masih berjibaku melakukan pemadaman. Tim tersebut terdiri dari Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat kecamatan dan kelurahan, serta unsur TNI dan Polri.
“Karhutla ini sudah terjadi sejak Senin (9/6) sekitar pukul 15.30 WIB. Kejadian ini diinformasikan MPA Kelurahan Sedau,” kata Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin, dalam keterangannya.
Menurut Yuyu, pemadaman dilakukan secara kolektif untuk mencegah penyebaran api ke area yang lebih luas. Meski api telah berhasil dikendalikan di sebagian wilayah, sebagian besar area yang terbakar masih belum sepenuhnya padam.
“Hingga kini, luas areal lahan yang terbakar diperkirakan kurang lebih 3,4 hektare. Namun yang mampu atau yang sudah dipadamkan sampai hari ini baru seluas 1,3 hektare,” sebutnya.
Titik-titik api yang terpantau melalui sistem Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada 10 Juni terdeteksi sembilan titik api, dan enam titik lainnya muncul keesokan harinya. Seluruh titik tersebut berada dalam satu hamparan kawasan Jalan Raya Pasir Panjang rute utama menuju Bandara Kota Singkawang.
Posisi strategis lahan terbakar menambah urgensi penanganan. Selain mengganggu akses menuju bandara, potensi gangguan terhadap operasional penerbangan dan keselamatan lingkungan menjadi pertimbangan utama dalam upaya mitigasi.
Mengantisipasi kemungkinan kebakaran meluas, pihak terkait meningkatkan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Yuyu menegaskan bahwa sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan dalam mengatasi persoalan ini. “Sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar demi masa depan yang lebih baik dan aman bagi generasi mendatang dan langit tetap biru,” ujarnya.
Kebakaran yang mendekati infrastruktur penting seperti bandara tidak hanya menjadi ancaman ekologis, tetapi juga dapat berdampak pada ekonomi dan aktivitas masyarakat secara luas. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui kesadaran kolektif dinilai lebih efektif dibandingkan penanganan setelah kejadian. [] Admin03