KOTAWARINGIN TIMUR – Asap kembali membubung di langit Kota Sampit. Kebakaran lahan di kawasan Perumahan Sinar Fajar, Jalan Ir. Soekarno, Lingkar Utara, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pada Minggu (12/10/2025) malam, menjadi pengingat bahwa ancaman karhutla belum benar-benar terkendali. Sedikitnya satu hektare lahan hangus dilalap api.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, menyampaikan bahwa laporan kebakaran diterima sekitar pukul 18.37 WIB. Tim Reaksi Cepat (TRC) segera dikerahkan menuju lokasi setelah menerima informasi dari warga.
“Begitu mendapat laporan, personel langsung dikerahkan ke lokasi untuk memastikan titik api dan melakukan pemadaman. Dalam waktu sekitar 20 menit, tim sudah tiba di lokasi,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Sebanyak sembilan personel BPBD dibantu tujuh petugas Disdamkarmat bekerja keras memadamkan kobaran api yang menjalar cepat di lahan semak belukar dan gambut kering. Mereka membawa dua unit truk tangki air, satu mobil operasional, tiga motor, dan sebelas roll selang untuk menjangkau titik api yang berjarak sekitar 220 meter dari jalan utama.
“Api berhasil kami padamkan dalam waktu sekitar dua jam. Setelah pendinginan dan pengecekan area selesai, seluruh personel dan peralatan dinyatakan aman,” jelas Multazam.
Meskipun kebakaran kali ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material besar, kejadian tersebut kembali menegaskan rapuhnya pengawasan lingkungan dan rendahnya kesadaran warga terhadap bahaya pembakaran lahan.
Multazam mengingatkan, lahan gambut yang mengering saat kemarau bisa menjadi pemicu utama kebakaran besar jika masyarakat tidak berhati-hati. “Kami mengimbau warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Kondisi tanah gambut sangat rentan dan bisa menyebabkan api cepat menyebar,” imbuhnya.
Kebakaran di kawasan padat seperti Lingkar Utara seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk memperketat patroli, meningkatkan sosialisasi, dan menindak tegas pelaku pembakaran. Dalam beberapa bulan terakhir, Kotim kerap dilanda kebakaran serupa, menunjukkan bahwa penanganan jangka panjang masih belum maksimal.
Jika pola ini terus berulang tanpa solusi permanen, maka ancaman kabut asap dan kerusakan ekosistem gambut bukan sekadar isu tahunan, melainkan tanda lemahnya sistem mitigasi bencana di tingkat lokal. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan